Pertanianku — Banyak orang awam yang mengenal keong mas dari cerita legenda di Pulau Jawa. Para petani mengenal keong mas sebagai hama karena merusak tanaman padi di sawah. Salah satu cara mengatasi serangan hama yang cukup berbahaya ini adalah dengan penggunaan perangkap keong mas.

Sebenarnya, keong mas merupakan hama yang berasal dari Amerika Selatan dan baru masuk ke Indonesia pada 1980-an. Saat itu, hama ini justru diperkenalkan sebagai bahan pangan berpotensial. Namun, seiring perkembangan zaman justru hewan ini malah menjadi hama yang cukup mengkhawatirkan di Asia, seperti di Filipina, Thailand, Kamboja, dan termasuk Indonesia.
Pada mulanya serangan keong mas tidak begitu mengkhawatirkan. Namun, setelah 2004, hama ini menjadi hama utama yang harus ditanggapi dengan serius. Hama ini tersebar di seluruh areal persawahan, terutama persawahan yang berpengairan teknis ataupun ½ teknis, serta persawahan yang drainasenya tidak lancar.
Pengendalian keong mas dengan perangkap sudah harus dilakukan sejak pengolahan tanah. Perangkap dibuat dengan cara membuat parit di bagian tengah petakan atau di pinggir. Luas parit yang dibuat harus disesuaikan dengan lebar petak sawah dan jumlah populasi keong yang berada di lahan. Namun, umumnya parit dibuat dengan kisaran lebar sekitar 25—30 cm dan kedalaman 5 cm. Jarak antarparit yang digunakan sekitar 10—15 meter.
Di dalam parit sudah diberikan perangkap seperti daun pisang atau daun pepaya untuk memancing kehadiran keong mas.
Sawah yang sudah selesai dipanen harus langsung dikeringkan. Keong mas hanya suka bagian yang basah sehingga keong akan berpindah ke bagian parit. Keong mas yang sudah berada di dalam parit akan betah di dalam parit karena adanya sumber makanan berupa dedaunan. Setelah itu, tangkap seluruh keong yang ada di dalam parit. Anda bisa menggunakan keong sebagai pakan ternak atau dimusnahkan saja.
Proses penangkapan lebih efektif dilakukan pada pagi atau sore hari, ketika keong sedang aktif.
Keong mas juga kerap menghasilkan puluhan telur berwarna merah muda. Biasanya, telur tersebut menempel pada batang tanaman. Untuk menangkap seluruh telur keong mas tersebut, petani bisa meletakkan ajir bambu pada petak sawah. Keong mas dewasa akan menempelkan telurnya di situ. Setelah itu, Anda bisa mengambil telur tersebut dengan mudah dari areal sawah.