Cara Membuat Pupuk Organik Cair dengan EM4

Pertanianku Pupuk organik cair sering digunakan oleh petani selama masa pertumbuhan tanaman. Ada dua macam pupuk organik yang bisa dibuat melalui proses pengomposan. Pertama, pupuk cair yang dibuat dari pupuk organik yang sudah jadi dan dilarutkan dengan air. Pupuk yang bisa dicairkan adalah pupuk hijau, kandang, dan kompos.

pupuk organik cair
foto: pertanianku

Kedua, pupuk organik cair yang dibuat dari fermentasi bahan organik. Proses fermentasi tersebut berlangsung secara anaerob dengan bantuan organisme hidup. Bahan organik yang digunakan belum terkomposkan.

Pupuk cair yang didapatkan dari melarutkan pupuk organik yang sudah jadi memiliki suspens yang kurang stabil dan mudah stabil. Pupuk ini tidak bisa disimpan dalam jangka waktu yang lama. Oleh karena itu, sebaiknya langsung dihabiskan dalam satu kali pemakaian. Pupuk ini diaplikasikan dengan cara menyiramkan pupuk ke tanah dan tidak bisa disemprotkan ke daun.

Sementara itu, pupuk cair yang dibuat dengan memfermentasi bahan organik mengandung unsur hara dalam bentuk larutan. Larutan pupuk cenderung lebih stabil dan tidak mudah mengendap.

Untuk membuat pupuk cair yang kedua, Anda bisa menggunakan bioaktivator EM4 yang dapat membantu proses fermentasi. Pupuk cair yang dihasilkan bisa berfungsi sebagai perangsang tumbuh, terutama untuk tanaman yang sudah terlihat akan bertunas atau mengalami perubahan dari fase vegetatif menuju generatif.

Pupuk cair ini bisa diberikan melalui daun, tetapi pemberiannya harus dilakukan hati-hati, jangan sampai overdosis. Pemberian yang terlalu berlebihan malah dapat mengundang hama dan penyakit lain. Untuk membuat pupuk cair, berikut ini ulasan bahan yang dibutuhkan serta cara pembuatannya.

Bahan-bahan:

  • 1 karung kotoran ayam
  • ½ karung dedak
  • 30 kg hijauan (jerami, gedebog pisang, dan leguminosa)
  • 100 gram gula merah
  • 50 EM4
  • Air bersih secukupnya

Cara membuat:

  • Lubangi penutup tong plastik yang kedap udara berukuran 100 liter seukuran selang aerator.
  • Cacah seluruh bahan-bahan yang akan difermentasikan dan masukkan ke tong.
  • Tambahkan air dengan komposisi perbandingan 1 air dan 2 bahan organik, lalu aduk hingga rata.
  • Larutkan EM4 dan gula merah dengan 5 liter air, aduk hingga rata.
  • Tambahkan larutan EM4 ke dalam tong dan tutup tong hingga rapat.
  • Masukkan selang melalui lubang di penutup tong dan rekatkan antara pinggiran lubang dan selang agar tidak ada udara yang masuk. Biarkan salah satu ujung berada di dalam tong dan ujung lainnya di dalam botol yang sudah diberikan air. Pastikan rekatan tersebut rapat karena fermentasi akan berjalan secara anaerob.
  • Selang tersebut berfungsi untuk menstabilkan suhu adonan dengan membuang gas dari dalam.
  • Tunggu hingga 7—10 hari. Jika adonan sudah wangi seperti tape, berarti adonan pupuk sudah jadi.
  • Pisahkan cairan dan ampas dengan cara menyaringnya. Anda bisa menggunakan saringan kain agar pupuk cair dan padat bisa terpisah.
  • Masukkan pupuk cair ke botol plastik atau kaca dan tutup rapat. Pupuk ini bisa bertahan selama 6 bulan.