Pertanianku — Bibit jamur berkualitas sebenarnya bisa Anda dapatkan dari beberapa beberapa kriteria. Penggunaan bibit berkualitas akan berpengaruh terhadap kualitas jamur yang dihasilkan. Berikut ini ulasan cara memilih bibit jamur berkualitas.
Syarat bibit jamur berkualitas
Bibit jamur berkualitas adalah bibit yang murni dan diketahui nama spesies beserta varietas/tipe. Bibit berkualitas memiliki daya hidup (viabilitas) tinggi, tidak terdapat kontaminan, tidak mengandung hama dan penyakit bawaan, tercantum tanggal pembuatan, masa berlaku, dan tanggal kedaluwarsa.
Berasal dari bahan tanam jenis unggul
Jenis jamur yang unggul sangat ditentukan oleh sifat genetik yang diturunkan. Untuk mengetahui jamur yang akan digunakan sebagai bahan tanam yang unggul, Anda bisa menilai dari produksi bahan buah dan viabilitas (ketahanan hidup) jamur.
Jenis jamur yang bisa dijadikan sebagai bahan tanam adalah jamur konsumsi dan jamur yang biasanya dijadikan obat herbal. Produksi badan buah jamur merupakan pertimbangan utama saat memilih bahan tanaman jamur. Hal ini disebabkan bagian badan jamur merupakan bagian penting untuk jamur konsumsi.
Pembentukan badan jamur bergantung pada berat media tanam per log, bentuk media tanam, dan komposisi media tanam yang digunakan. Penilaian terhadap media tanam dapat menggunakan nilai biological efficiency (BE).
Tidak ada kontaminan pada bibit jamur
Kontaminan yang mengancam bibit jamur adalah makhluk hidup lain yang tidak dikehendaki keberadaannya. Kontaminan itu terbentuk akibat kultur jamur yang kurang murni atau terjadi kesalahan selama proses pembuatan bibit. Hal tersebut membuat mikroba masuk ke media tanam dan akhirnya berkembang biak di dalamnya.
Untuk mencegah kontaminasi, Anda harus mengerjakan seluruh rangkaian proses pembibitan secara aseptis. Kontaminasi akan menyebabkan pertumbuhan bibit menjadi terhambat. Jamur tiram yang terkontaminasi akan berubah warna menjadi hijau.
Jamur yang merugikan ini biasanya terbawa pada media tanam yang melalui proses sterilisasi kurang sempurna. Jamur yang tidak dikehendaki mempunyai laju pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan jamur utamanya, misalnya jamur tiram.
Untuk mengetahui adanya kontaminasi atau tidak, dapat dilihat secara fisik dengan mata atau menggunakan analisis mikrona. Bibit yang terkontaminasi akan muncul warna lain selain warna putih pada miselium.