Pertanianku – Tanaman jeruk diperbanyak dengan okulasi. Sebagai batang bawah digunakan semai nucellus (NS) dari varietas RL dan JC. Batang bawah semai jeruk Poncirus trifoliata, Troyer citrange, dan Carizzo citrange yang merupakan silangan Poncirus trifoliata x sweet orange atau jeruk manis belum digunakan, walaupun hasilnya baik. Hal ini karena biji jeruk Poncirus trifoliata dan kerabatnya sukar didapat karena bijinya masih diimpor.
Penggunaan batang bawah jeruk tanin sour orange (Citrus aurantium) untuk jeruk manis tidak diperkenankan karena tanaman cepat mati (inkompatibel). Semua entres batang atas sebaiknya menggunakan pohon jeruk yang bebas CVPD sebagai pohon induk. CVPD (citrus vein phloem degeneration) disebabkan oleh Liberobacter asiaticum.
Semai NS (nucellus seedling) umumnya bebas virus CVPD (citrus vein phloem degeneration) sehingga bibit jeruk NS ini tidak dianjurkan untuk bahan perbanyakan langsung. Hal ini karena tanaman NS mulai berbuah membutuhkan waktu lama seperti pada bibit dari biji (5—8 tahun). Walaupun demikian, tanaman jeruk dapat diperbanyak dengan setek daun, setek cabang, cangkok, dan kultur jaringan.
Namun, cara perbanyakan seperti ini tidak dianjurkan karena mudah menularkan penyakit berbahaya dan sering timbul mutasi, khususnya pada kultur jaringan. Perbanyakan dengan shoot tip grafting (STG), semacam kultur jaringan, hanya digunakan untuk membersihkan bibit dari kandungan virus CVPD. Bibit STG dijadikan pohon induk untuk sumber mata tempel. Sebagai sumber mata tunas (mata tempel) yang bebas CVPD, tanaman harus dipelihara di dalam rumah kasa (screen house) yang disebut blok penggandaan mata tempel (BPMT) yang ketat serangga. Bibit okulasi mulai berbuah umur 2—4 tahun.
Sumber: Buku Berkebun 26 Jenis Tanaman Buah