Pertanianku — Pohon jeungjing sudah lama dikenal di Indonesia sebagai penghasil kayu berkualitas. Berasal dari timur Indonesia, pohon yang satu ini masih berkerabat dengan pohon sengon yang juga banyak dibudidayakan sebagai pohon industri. Prospek bisnis pohon jeungjing cukup menjanjikan. Berikut ini cara menanam pohon jeunjing bagi pemula.
Pohon jeungjing memiliki nama lain, yakni pohon sengon laut dan juga sering disebut sebagai pohon jeunjing. Pohon ini adalah penghasil kayu ringan yang cocok untuk konstruksi ringan, pembuatan peti pengemas, papan partikel (particle board), dan papan lapis.
Jeungjing bisa tumbuh hingga pada ketinggian 1.650 mdpl di dalam hutan ataupun tempat terbuka. Di dataran rendah, tanaman ini juga bisa tumbuh. Tak hanya itu, kelebihan pohon jeungjing juga mampu tumbuh pada tanah yang tidak subur, tanah berlempung, tanah becek, ataupun tanah dengan kadar garam tinggi. Pohon bernama ilmiah Parasebtrianthes falcatariai ini cocok berkembang di iklim basah hingga agak kering.
Biji jeungjing terdapat pada buah polong hasil pembuahan bunga jeungjing. Buah jeungjing sendiri tipis lurus seperti pita dengan panjang 6—12 cm. Polong tersebut akan pecah ketika sudah tua dan akan mengeluarkan biji sejumlah kurang lebih 16 buah.
Namun, perbanyakan alami jarang terjadi karena biji jeungjing sulit tumbuh secara alami. Cara budidaya yang bisa dilakukan adalah dengan pencangkokan. Penanaman pohon jeunjing dari bijinya perlu diawali dengan penyemaian. Cara penanaman pohon jeungjing bagi pemula bisa diawali dengan mencari biji jeungjing terlebih dahulu.
Biji ini disiram dengan air mendidih dan direndam selama 24 jam. Biji ini baru bisa disemaikan dalam bedengan. Setelah dua hingga tiga bulan, pindahkan bibit yang sudah tumbuh ke tanah yang lebih lapang.
Jika anakan sudah tumbuh lebih dari tiga bulan, biji bisa dipindahkan dalam bentuk stump, yaitu sudah dilakukan pemangkasan pada sebagian batang, daun, dan akarnya terlebih dahulu.
Bibit jeungjing kemudian ditanam dengan jarak antartanaman 2—4 meter. Jika budidaya yang Anda lakukan untuk produksi kayu, pada umur 4—5 tahun pohon harus dilakukan penjarangan hingga hanya 250 pohon per hektare.
Pohon yang sudah mencapai usia 10 tahun, kemudian dilakukan penjarangan lagi hingga 150 batang pohon per hektare. Penebangan bisa dilakukan ketika pohon sudah berumur 12—15 tahun. Namun, jika jeungjing digunakan untuk produksi pulp, pemanenan bisa dilakukan pada umur pohon 8 tahun.
Perawatan yang umum dilakukan untuk jeungjing adalah pemangkasan. Umumnya, jeungjing akan memiliki 2—3 cabang yang akan berdampak negatif bagi kualitas kayu.
Penyemaian tidak harus segera dilakukan. Anda bisa menyimpan biji jeungjing dengan cara mengeringkannya terlebih dahulu selama 10—15 hari. Simpan biji kering dalam wadah yang tertutup rapat untuk mempertahankan daya tumbuh. Masa kedaluwarsa biji ini bisa mencapai setahun setelah disimpan.