Pertanianku— Baby fish nila merupakan komoditas perikanan yang mulai naik daun 10 tahun belakangan ini. Hal ini disebabkan oleh rasanya yang lezat, garing, serta bergizi. Banyak orang yang menyukainya sebagai camilan atau menjadi lauk pendamping nasi. Baby fish nila cukup mudah mengalami kerusakan yang bisa disebabkan oleh beberapa faktor.

Kerusakan baby fish nila bisa disebabkan oleh kandungan air, kadar protein, dan enzim protease yang tinggi, serta pH yang sedikit asam. Kerusakan tersebut bisa terjadi secara mikrobiologis, fisik, ataupun enzimatis.
Saat ikan masih hidup, metabolisme ikan akan berjalan teratur. Namun, ketika ikan sudah mati, akan terjadi perubahan pada fisik ikan yang berujung pada pembusukan. Perubahan tersebut biasanya karena adanya aktivitas enzim, kimiawi, dan bakteri.
Dalam tubuh ikan mengandung enzim protase yang mampu merombak bagian tubuh ikan dan mengakibatkan perubahan rasa, bau, rupa, serta tekstur. Selain perubahan fisik, ikan dapat mengalami perubahan kondisi pada bagian isi tubuh, terutama pada bagian dekat anus yang mudah robek sehingga mengurangi estetika penampilan baby fish nila.
Anakan ikan nila yang sudah rusak sudah jelas akan mengalami penurunan harga jual, bahkan bisa tidak laku dijual karena tidak menarik dan bau.
Aktivitas kimiawi yang terjadi pada tubuh bayi ikan berupa oksidasi lemak daging yang disebabkan oleh oksigen. Okesigen tersebut terkandung di dalam udara dan mengoksidasi lemak daging ikan sehingga menimbulkan bau tengik (rancid). Perubahan tersebut juga disebabkan oleh kerusakan komponen-komponen dalam tubuh ikan akibat aktivitas enzim dan aktivitas kimia.
Proses kemunduran mutu pada anakan ikan berlangsung secara berkaitan. Oleh karena itu, jika satu bagian sudah rusak, akan memengaruhi bagian lainnya.
Cara sederhana untuk mencegah terjadinya kerusakan pada ikan adalah dengan mengawetkannya menggunakan suhu rendah atau es batu. Penggunaan es batu dapat menyebabkan ikan tetap basah, bersih, dan tampak mengilap akibat selalu diselimuti lelehan es.
Anda harus memerhatikan ukuran es batu yang digunakan. Sebaiknya, gunakan es batu curah atau es batu yang sudah dihancurkan menjadi butiran kecil agar pecahan es batu tidak melukai fisik bayi ikan nila. Jumlah es batu yang digunakan harus memadai untuk mengawetkan seluruh bayi ikan nila.
Penggunaan es batu juga diiringi dengan menerapkan pengolahan yang bersih, dingin, dan hati-hati untuk melindungi kualitas bayi ikan nila dari kerusakan dan kontaminasi.