Pertanianku — Menetaskan telur itik dengan sekam padi merupakan cara yang konon dibawa dari Cina. Penggunaan sekam padi sebagai alat tetas dipercaya mampu menetaskan telur yang lebih banyak ketimbang menetaskan telur pada mesin tetas. Penggunaan sekam padi untuk menetaskan telur juga lebih hemat biaya produksi hingga 80 persen.
Di Indonesia, menetaskan telur itik menggunakan sekam padi sudah berkembang di Bali dan mulai merambah ke beberapa daerah lain seperti Kalimantan Selatan. Sebenarnya, menetaskan telur dengan sekam padi terbilang mudah dan tidak membutuhkan keahlian khusus untuk melakukannya.
Proses penetasan dimulai dengan membersihkan telur-telur yang sudah disortir dan akan ditetaskan dengan lap basah. Selesai dibersihkan, telur dijemur selama 12 jam di bawah panas sinar matahari. Penjemuran berguna untuk mengeringkan sisa-sisa air yang melekat pada kulit telur. Selain itu, penjemuran juga berguna untuk membasmi jamur dan benih penyakit yang masih menempel pada cangkang telur.
Sekam padi juga harus dilakukan penjemuran agar sekam bersih. Sekam padi berfungsi sebagai sumber panas untuk telur. Untuk menetaskan 170 butir telur itik, membutuhkan 1,5 kg sekam padi. Jumlah sekam padi yang digunakan sebaiknya dilebihkan sedikit.
Penggunaan sekam padi membutuhkan peti dari kayu papan yang ukurannya bebas, sedangkan tingginya lebih dari 1 meter. Peti ini nantinya akan menjadi tempat keranjang-keranjang yang terbuat dari anyaman bambu.
Di Bali dan Kalimantan, peti penetasan bisa menampung tiga keranjang sekaligus. Dua keranjang digunakan untuk menetaskan telur-telur, dan satu keranjang lagi dibiarkan kosong. Hal ini bertujuan menahan panas dalam keranjang. Untuk menahan panas dalam keranjang, sekam dimasukkan ke peti hingga penuh dan memadati seluruh ruang kosong yang ada di dalam peti.
Siapkan keranjang berisi telur dan sekam yang sudah dijemur. Mula-mula peti dimasukkan sekam setinggi telur itik. Selanjutnya, masukkan keranjang pertama dan kemudian lapisi dengan selembar kain atau karung plastik. Setelah itu, masukkan lagi sekam dan lanjutkan memasukkan keranjang kedua. Lakukan terus seperti itu hingga seluruh bahan telah masuk ke dalam peti.
Seperti pada mesin tetas umumnya, telur yang sedang ditetaskan perlu dibolak-balik sebanyak tiga kali sehari. Pada hari keempat, telur dibolak-balik tanpa sekam, kecuali pada sekam lapisan atas dan bawah. Pada hari ketujuh, telur diteropong untuk melihat pembuluh darah dalam telur.
Pada hari ke-11 atau ke-12, telur-telur sudah cukup masak. Pada hari ke-16, telur pertama sudah dapat dibongkar dan diletakkan di atas para-para yang sudah dialasi dengan sekam dan ditutup dengan karung plastik ataupun kain. Jika jumlah telur banyak, para-para dapat dibuat bertingkat. Pada hari ke-28 telur-telur pun akan menetas.