Pertanianku — Salah satu hama yang paling sering membuat resah petani adalah hama penggerek buah kopi. Hama ini akan menyerang buah tanaman sehingga kualitasnya menurun. Hama ini juga dikenal dengan nama PBKo. Hama akan menggerek buah dan masuk ke buah. Buah yang sudah digerek akan berlubang dan kualitasnya pun menurun.

Karena hama ini menyerang bagian buah tanaman, kehadirannya benar-benar berimbas pada penurunan produksi. Hama ini harus dikendalikan agar jumlahnya tidak melebihi ambang batas yang bisa menyebabkan kerugian. Ada tiga cara untuk mengendalikan hama penggerek buah kopi, simak ulasan berikut.
Kultur teknis
Pengendalian ini dilakukan untuk memutuskan rantai hidup hama PBKo. Caranya dilakukan dengan melakukan pemetikan bubuk, lelesan, dan racutan. Petik bubuk untuk buah yang sudah terkena hama biasanya dilakukan pada Februari hingga Maret. Semua buah hasil pemetikan bubuk, racutan, dan lelesan dimasukkan ke karung dan direndam dalam air panas.
Pengendalian secara hayati
Pengendalian ini dilakukan dengan makhluk hidup lain yang menjadi kompetitor dari hama tersebut. Kompetitor hama PBKo adalah parasitoid Cephalonomia bassiana dan jamur pathogen B. bassiana. Penggunaan jamur ini dianjurkan sebanyak 2,5 kg biakan per satu hektare. Jamur tersebut digunakan dalam bentuk tepung spora murni dengan dosis 100 gram per 10 liter hektare.
Pengendalian menggunakan senyawa penarik
Cara pengendalian terakhir adalah dengan senyawa penarik hama penggerek buah kakao. Senyawa ini merupakan formulasi yang dihasilkan dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Formulasi tersebut juga dilengkapi oleh alat perangkapnya berupa Hypotan.
Penangkapan hama serangga menggunakan Hypotan bisa menarik serangga secara selektif. Hanya hama serangga dewasa yang bisa ditangkap oleh alat ini sehingga masih aman untuk musuh alami serangga lain ataupun serangga PBKo itu sendiri.
Pengendalian secara kimiawi
Pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan menggunakan pestisida dan insektisida. Namun, pengendalian ini terbilang sangat jarang dilakukan karena bisa menimbulkan residu di tanaman kopi. Pengendalian dilakukan jika memang benar-benar keadaan sudah gawat darurat.