Pertanianku — Rambutan merupakan buah musiman yang tumbuh subur di Indonesia dan biasanya akan dipanen saat musim hujan sekitar akhir tahun. Buah ini sangat khas karena memiliki rambut yang tumbuh di seluruh permukaan kulitnya. Rasanya yang manis membuat buah ini disukai oleh semua kalangan. Namun, ada beberapa penyakit yang biasanya membuat petani gagal panen, salah satunya penyakit embun tepung.

Sejak beberapa waktu terakhir ini, petani rambutan di beberapa daerah kerap mengalami permasalahan yang cukup berat karena serangan penyakit embun tepung. Bahkan, serangan penyakit ini sudah mencapai tingkat epidemi.
Namun, nilai kerugian akibat serangan penyakit ini belum bisa ditaksir secara pasti. Meskipun demikian, tetap saja penyakit ini membuat rugi para petani karena merusak penampilan buah rambutan yang sudah masak sehingga tidak enak dipandang dan pembeli pun enggan untuk membelinya.
Selain memiliki rasa yang enak, buah ini mengandung sejumlah nutrisi yang berguna bagi tubuh, seperti vitamin C, tinggi serat, zat besi, fosfor, protein, dan mineral. Jika Anda mengonsumsi 5—6 buah rambutan, kebutuhan vitamin C tubuh Anda sudah terpenuhi sebanyak 50 persen.
Dilansir dari Kementerian Pertanian Badan Litbang Pertanian, penyakit ini disebabkan oleh jamur spesies Oidium sp. Jamur ini merupakan parasit obligat atau tidak dapat dibiakkan pada nutrisi buatan. Jamur ini memiliki miselium yang hanya tumbuh pada permukaan jaringan tanaman, tetapi tidak menyerang jaringan tanaman tersebut.
Jamur ini menyerang tanaman yang masih tumbuh vegetatif dan reproduktif yang masih muda dan aktif tumbuh seperti tunas, bunga, dan buah. Sementara, daun yang usdah tua tidak akan terserang oleh jamur ini.
Gejala penyakit yang ditimbulkan dari penyakit ini berupa tepung berwarna putih yang menyelimuti permukaan bunga, buah, tunas, dan daun-daun muda. Infeksi yang ditimbulkan dari jamur ini membuat pertumbuhan buah menjadi lambat, berubah bentuk, nekrosis dan rambut pada kulit buah berubah menjadi pendek. Akibatnya, buah yang terkena jamur ini akan berubah warna menjadi kecokelatan.
Penyakit ini akan menyerang tanaman dari pembibitan hingga sepanjang tahun. Oleh karena itu, Anda perlu melakukan pengendalian penyakit ini agar tidak melebar. Salah satu cara pengendaliannya adalah dengan mengurangi kelembapan kebun dan pohon. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan pemangkasan secara rutin pada cabang-cabang yang harus dibuang dan pembersihan gulma yang tumbuh di sekitar pohon.
Anda bisa menyemprotkan fungisida yang mengandung senyawa sulfur atau chlorothalonil atau Hexaconazole pada bunga yang masih mekar.