Cara Mengatasi Tanaman Cabai yang Mengalami Busuk Kuncup

Pertanianku — Tanaman cabai yang terserang busuk kuncup akan memiliki kondisi di mana pada bagian kuncup tanaman yang terletak di ujung cabang tiba-tiba mati dan berwarna hitam. Setelah dibiarkan beberapa hari, kuncup yang sudah mati tersebut dapat mengeluarkan benang-benang berwarna abu-abu.

busuk kuncup
foto: pertanianku

Tanaman yang sudah terserang busuk kuncup masih bisa tetap tumbuh. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Choanacearum sp. Penyakit ini terbilang cukup baru di Indonesia. Daerah yang sudah mengalami serangan penyakit ini adalah Lampung, Sumatera Barat, dan Brebes.

Pencegahan yang bisa dilakukan untuk penyakit ini sama seperti tindakan pencegahan untuk penyakit yang disebabkan oleh cendawan pada umumnya. Gunakan jarak tanam yang cukup lebar, minimal sekitar 60 cm × 70 cm jika menanam cabai pada musim hujan.

Jika tanaman Anda sudah terserang oleh cendawan tersebut, cara pengendalian yang bisa dilakukan adalah menggunting bagian kuncup yang sudah terserang dengan gunting atau pisau bersih. Sebelum menggunting, pastikan gunting atau pisau sudah direndam dalam larutan fungisida seperti Ditahe 3 gram per liter air.

Spora cendawan yang menyerang tanaman cabai ini mudah menyebar jika penanganan dilakukan sembarangan. Anda harus memastikan tidak ada spora yang menyebar ke tanaman yang sehat. Justru, penanganan yang sembarangan bisa memperburuk keadaan dan menyebabkan tanaman yang sehat ikutan terinfeksi cendawan tersebut.

Bagian yang terserang busuk kuncup dikumpulkan dalam wadah khusus dan dibakar untuk memutus rantai kehidupan spora tersebut di lahan.

Pemotongan kuncup yang busuk harus dilakukan pada pagi hari. Setelah dipotong, semprotkan fungsida Antracol dengan dosis 2 gram per liter air dan ditambahkan dengan Nativo 1 gram per liter air. Gunakan fungisida ini secara berulang hingga penyakit sudah mereda. Jangan lupa, jaga kebersihan peralatan yang digunakan untuk membersihkan kuncup yang busuk agar tidak menjadi media persebaran cendawan.

Tanaman yang sudah terserang penyakit ini bisa mengalami keterlambatan tumbuh karena produktivitas tanaman menurun. Gejala penyakit yang muncul hampir sama seperti serangan penyakit lodoh (Phytophtora capsici). Karena penyakit ini tergolong baru, banyak petani yang masih bingung bagaimana cara penanganan penyakit yang tepat.