Cara Mengendalikan Penyakit Layu Bakteri yang Menyerang Tanaman Cabai

Pertanianku — Di antara sekian banyak penyakit yang mengintai tanaman cabai, layu bakteri menjadi penyakit utama yang sering meresahkan petani. Penyakit ini akan menyerang sistem perakaran tanaman cabai. Jika batang diiris, jaringan pada bagian dalamnya akan terlihat membusuk, kecokelatan, dan berlendir.

layu bakteri
foto: Pertanianku

Tanaman yang sudah terserang layu bakteri akan mengalami perubahan menjadi layu, mulai dari bagian pucuk, kemudian menjalar ke seluruh bagian tanaman. Daun tanaman tampak mengering dan rontok. Kondisi layu tersebut dapat terlihat pada malam dan siang hari. Pada akhirnya tanaman yang sudah terserang penyakit akan mati.

Serangan bakteri sering terjadi pada musim hujan ketika intensitas hujan sedang tinggi sehingga kondisi tanah menjadi lembap dan penuh genangan air.

Bakteri penyebab penyakit adalah Pseudomonas solanacearum. Bakteri tersebut merupakan parasit yang menyerang bagian akar, pangkal batang, tunas, daun, dan batang tanaman cabai. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri tadi akan menyebabkan akar tanaman membusuk.

Penyakit layu bakteri dapat menyebar melalui benih, bibit, residu tanaman yang sudah terserang, air, nematoda, serangga, dan alat-alat pertanian. Pada kondisi tanah yang terlalu basah dan lembap, bakteri lebih mudah berkembang biak. Bakteri dapat menyerang seluruh fase pertumbuhan tanaman, mulai dari pembibitan hingga tanaman dewasa.

Dengan begitu, penyakit layu bakteri tidak hanya menyebabkan kerugian materil bagi petani, tetapi juga bisa menyebar dengan mudah. Kerugian akan semakin besar apabila penyakit tidak ditangani dengan langkah tepat.

Ketika tanaman sudah terserang penyakit ini, sebaiknya segera perbaiki drainase lahan untuk mencegah air tergenang. Selanjutnya, cabut tanaman yang terserang hingga ke akarnya. Pastikan tidak ada bagian tanaman yang tersisa atau terjatuh di kebun agar tidak menyebarkan penyakit ke tanaman yang masih sehat.

Layu bakteri bisa dicegah dengan menyemprotkan bakterisida. Sementara itu, untuk tindakan pencegahan secara kultur teknis dapat dilakukan dengan pengapuran tanah dan penggiliran tanaman yang bukan famili Solanaceae. Pergiliran tanaman bertujuan memutus siklus hidup bakteri karena tanaman yang ditanam pada periode berikutnya bukan tanaman inang bakteri.