Pertanianku — Serangan penyakit pada burung kicau memang bisa dihindari dengan perawatan yang benar. Namun, kadang kala, bisa juga ditemui kasus serangan penyakit yang datang tiba-tiba. Anda sebagai pemilik burung harus sigap untuk memberikan penanganan yang tepat saat burung terserang penyakit. Pemantauan secara rutin sangat berguna mengidentifikasi penyakit lebih cepat. Salah satu cara mengidentifikasi penyakit burung kicau adalah melihat kondisi kotoran burung.
Pehobi burung meyakini, kondisi kotoran menjadi salah satu tanda dari serangan penyakit yang mudah dilihat. Pada dasarnya, perubahan kondisi kotoran memang bisa disebabkan oleh serangan beberapa penyakit. Namun, tidak semua penyakit bisa memengaruhi kondisi kotoran.
Berikut ini kondisi perubahan pada kotoran burung yang perlu Anda waspadai karena bisa saja disebabkan oleh serangan penyakit.
Warna putih kehijauan dan berlendir
Kondisi kotoran burung kicau yang berwarna putih kehijau-hijauan dan ditambah lendir bisa saja disebabkan oleh penyakit berak kapur atau Pullorum. Penyakit ini bisa diatasi dengan Terafit, Vitta Tetra Chlor, Cocciline Powder, dan Wonder Vitamycine.
Kotoran terlihat berdarah
Apabila kotoran burung kicau kesayangan Anda terlihat mengeluarkan darah, bisa jadi kondisi tersebut disebabkan oleh serangan penyakit berak darah atau Coccidiosis. Penyakit ini bisa diatasi dengan Terafit, Vitta Tetra Chlor, Cocciline Powder, dan Wonder Vitamycine.
Burung mencret dan kotoran berubah warna
Burung yang mengalami mencret dan kotorannya berwarna kekuning-kuningan hingga kehijauan bisa jadi sedang terserang kolera burung. Penyakit ini bisa diatasi dengan obat yang sama seperti kedua jenis penyakit di atas.
Burung mencret, tetapi kotoran tidak berubah warna
Apabila kotoran burung yang sedang mengalami mencret tidak berubah warna, kemungkinan burung sedang mengalami masuk angin. Masuk angin bisa diatasi dengan pemberian antibiotik seperti Terafit atau Vitta Tetra Chlor. Burung juga bisa diberikan vitamin seperti Vitavit.
Pengobatan penyakit dengan menggunakan obat-obatan dan vitamin harus dilakukan dengan dosis yang sesuai rekomendasi. Rekomendasi dosis tersebut biasanya tertera pada kemasan atau label obat.