Cara Mengubah Sampah Kota Menjadi Kompos

Pertanianku — Salah satu permasalahan yang kerap dihadapi oleh kota-kota besar adalah sampah yang menumpuk. Setiap hari volume sampah akan terus meningkat seiring dengan peningkatan populasi penduduk di suatu kota. Mengubah sampah kota  menjadi kompos adalah salah satu upaya yang bisa digunakan untuk mengurangi volume sampah yang tertimbun di tempat pembuangan.

mengubah sampah
foto: pixabay

Sampah-sampah yang dibuang oleh masyarakat kota sangat beragam, ada sampah organik dan anorganik. Hanya sampah organik yang bisa diolah menjadi kompos, sedangkan sampah anorganik tidak bisa diubah menjadi kompos. Oleh karena itu, Anda harus bijak untuk mengatur sampah hasil pemakaian.

Sebaiknya, gunakan barang yang bisa dipakai berulang-ulang untuk mengurangi volume sampah anorganik harian seperti tas belanja kain, gelas, botol tumbler, dan sebagainya.

Selain itu, sebaiknya pisahkan sampah organik dengan sampah anorganik agar mudah diolah. Pasalnya, jika ingin mengolah sampah kota menjadi kompos harus dipisahkan terlebih dahulu sampah organik dan anorganik. Setelah dipisahkan, proses pengomposan baru akan berjalan. Jika pemisahan sampah sudah dilakukan sejak awal, proses pengomposan akan berjalan lebih cepat.

Sampah-sampah organik yang sudah dikumpulkan, ditumpukkan ke dalam ruangan yang sudah diberikan terowongan udara untuk sirkulasi udara. Setiap minggunya tumpukan sampah-sampah tersebut harus dibalik untuk menjaga suhu agar tetap pada tingkat 55—60°C.

Proses pengomposan sampah kota akan berlangsung selama 6—8 minggu, bergantung pada bahan organik yang digunakan. Sampah yang sudah jadi kompos akan hancur dan berubah warna menjadi hitam. Kompos yang sudah hancur bisa diayak agar hasilnya lebih halus. Hasil ayakan itulah yang sudah bisa digunakan untuk memupuk tanaman.

Di Indonesia, pembuatan kompos sampah kota lebih cocok menggunakan system open window atau tumpukan terbuka. Sampah-sampah organik tersebut diletakkan pada tempat terbuka yang beratap. Pembuatan kompos ini sangat bagus untuk dikembangkan di lingkungan desa, kompleks, dan gang-gang. Selain bisa menghasilkan kompos yang bernilai jual, proses pembuatan kompos ini bisa menjadi mata pencaharian yang memberdayakan warga sekitar.

Di beberapa tempat, program mengubah sampah kota menjadi kompos berhasil mengurangi volume sampah dan hasil komposnya dibeli oleh warga sekitar yang suka bertanam. Apalagi saat pandemi seperti ini, warga cenderung senang menanam untuk meredam kejenuhan.