Pertanianku — Saat menyimpan bibit jamur sebaiknya disesuaikan dengan jumlah serta daya simpan bibit. Pasalnya, setiap jenis bibit memiliki daya simpan yang berbeda-beda. Berikut ini ulasan cara menyimpan bibit jamur berdasarkan jenisnya.

Kultur murni jamur
Kultur murni yang terdapat di dalam tabung cukup disimpan dan ditata dalam wadah tabung kultur. Tabung disusun berdiri agar memudahkan pekerja untuk meletakkan dan mengambil kultur. Wadah dapat terbuat dari kayu, stainless steel, atau bisa juga dibuat dari keranjang plastik yang diberi anyaman kawat strimin dengan diameter yang disesuaikan dengan tabung kultur murni.
Penyimpanan kultur murni dilakukan di dalam refrigerator agar bisa disimpan dalam jangka waktu yang lama. Jika akan disimpan selama enam bulan hingga satu tahun, kultur jamur harus diberikan pengeringan media. Pada bagian mulut tabung diberikan penutup kapas dan perlu ditutup kembali menggunakan sealer dalam kantong plastik.
Pada kemasan harus ditulis nama spesies/varietas/ tipe, tanggal penanaman kultur dan waktu simpan.
Bibit dasar, bibit pokok, dan bibit sebar
Menyimpan bibit jamur seperti bibit dasar, bibit pokok, dan bibit sebar dilakukan pada suhu ruangan, baik yang berada dalam kemasan botol maupun kemasan kantung plastik. Benih jamur ini hanya perlu disusun berdiri pada rak-rak kayu atau bambu. Penyusunan tersebut akan memudahkan para pekerja mengontrol perkembangan miselium atau untuk mengambil serta memasukkan bibit.
Bibit yang akan disimpan dalam refrigerator harus dalam keadaan kering selama masa penyimpanan dan disusun rapi seperti di rak dengan posisi horizontal ataupun vertikal.
Bibit semai
Bibit semai yang berada di dalam baglog hanya perlu diletakkan dan ditata berlapis atau ditumpuk pada rak-rak bambu atau kayu. Tempat penyimpanan benih bisa dilakukan di ruangan inkubasi sehingga tidak perlu dipindah-pindahkan lagi. Saat menyimpan, cincin yang berada di penutup sebaiknya diarahkan ke bagian yang mendapatkan udara bebas. Suhu ruangan sebaiknya dipantau agar tetap konstan.
Hindari penumpukan baglog yang tidak teratur karena bisa menyebabkan aerasi yang tidak rata dan menimbulkan pas di tengah tumpukan baglog. Keadaan seperti itu bisa menghambat pertumbuhan miselium jamur.