Pertanianku — Ada beberapa bakteri yang dapat menyerang belut dan menimbulkan penyakit, yaitu Aeromonas sp. dan Pseudomonas sp. Serangan kedua jenis bakteri tersebut bersifat laten sehingga tidak selalu menimbulkan wabah. Namun, jika kondisi lingkungan buruk akibat Anda tidak merawat belut dengan baik dan kondisi kesehatan belut memburuk, bakteri ini akan menjadi aktif menyerang belut.

Bakteri yang menyerang belut bersifat pathogen dan dapat menyebabkan penyakit sistemik yang mengakibatkan kematian. Oleh karena itu, Anda harus mengendalikan penyakit ini agar tidak banyak belut yang mati akibat serangan tersebut.
Belut yang terkena serangan tersebut akan memiliki gejala yang bervariasi. Biasanya ditunjukkan dengan adanya borok atau hemorogis pada kulit insang, rongga mulut, dan dapat meluas ke jaringan otot. Selain itu, terlihat adanya pembengkakan pada ginjal dan limpa.
Permukaan tubuh belut yang terkena infeksi bakteri akan berwarna merah darah, kadar lendir pada tubuh pun berkurang, sisik rusak dan rontok, serta sirip rusak dan pecah-pecah. Kondisi ini akan menyebabkan ketidakseimbangan tubuh belut dan akhirnya terlihat lemas.
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini bisa diobati dengan antibiotik. Anda bisa menggunakan antibiotik yang biasanya digunakan, yaitu Chloramphenicol, Oksitetrasiklin, dan Teramisin.
Antibiotik tersebut digunakan dengan melarutkan 2—5 mg antibiotik ke dalam satu liter air, lalu rendam belut di dalam air tersebut selama 24 jam. Jumlah air yang digunakan bisa disesuaikan dengan kebutuhan Anda, sedangkan kebutuhan antibiotik bisa menyesuaikan jumlah air yang digunakan.
Pengobatan yang dilakukan dengan Teramisin dilakukan melalui pakan dengan dosis 50 mg/kg ikan/hari selama minimal 6 hari berturut-turut. Selain antibiotik, Anda juga bisa menggunakan garam dapur atau obat lainnya sesuai dengan dosis anjuran.
Jika kondisi serangan bakteri belum terlalu parah dan masih terlihat lendir pada tubuh belut, Ada bisa merawat belut dengan cara merendam ke dalam larutan Kalium Permanganat dengan dosis 20 ppm. Caranya, campurkan 20 gram PK pada 1m3 selama 30 menit. Lakukan perawatan ini berulang hingga 3—4 kali dalam sehari.
Penggunaan antibiotik harus dilakukan pada waktu yang tepat dan menggunakan dosis sesuai dengan anjuran. Lakukan pengobatan minimal 3 hari berturut-turut hingga tuntas. Efek samping penggunaan antibiotik adalah membuat bakteri menjadi kebal dengan antibiotik tersebut. Oleh karena itu, jangan sering-sering menggunakannya.