Pertanianku — Sawi putih atau sering disebut sebagai petsai termasuk tanaman sayuran cruciferae atau kubis-kubisan yang berbentuk seperti vas kembang. Di Indonesia, tanaman sayur ini sering diolah menjadi sayuran dan dicampur dengan bahan masakan lainnya. Cara menanam sawi putih sebenarnya mudah apabila dilakukan pada lokasi yang tepat.

Sawi putih membutuhkan kondisi tanah yang lempung hingga lempung berpasir, gembur, mengandung bahan organik, pH tanah maksimal 6,0—6,8. Menanam sawi putih sebaiknya dilakukan di ketinggian 600—1.500 m dpl agar tanaman tumbuh baik. Selain itu, lokasi bertanam harus terbuka dan memperoleh sinar matahari secara langsung. Sistem drainase di lahan juga harus lancar.
Jika kegiatan bertanam dilakukan di dataran rendah, tanaman tidak akan membentuk krop. Sekalipun membentuk krop, krop yang terbentuk kecil dan mudah keropos.
Waktu yang tepat untuk menanam sawi putih adalah saat akhir musim hujan atau awal musim hujan. Hal ini karena tanaman sawi putih yang agak tahan terhadap hujan, tetapi perawatannya menjadi lebih sulit apabila dilakukan di musim hujan. Pasalnya, pada musim hujan tanaman lebih rentan terserang hama ulat daun.
Tanah yang akan digunakan harus diolah terlebih dahulu dengan cara dicangkul sedalam 30—40 cm, lalu didiamkan selama beberapa hari. Setelah itu, berikan pupuk kandang sesuai dengan kondisi kesuburan tanah. Jarak tanam sekitar 50 × 60 cm. Bibit yang digunakan harus sudah mengeluarkan daun sejati 2 lembar atau berumur sekitar 18—20 hari.
Pada fase awal pertumbuhan, tanaman membutuhkan penyiraman sebanyak 1—2 kali sehari, terutama di musim kemarau. Intensitas penyiraman tersebut dapat dikurangi seiring dengan pertambahan usia tanaman. Waktu penyiraman yang paling baik adalah pagi hari dengan menggunakan selang atau gembor.
Tanaman perlu diberikan pupuk susulan sebanyak dua kali saat tanaman berumur 2 dan 4 minggu. Pupuk diberikan pada larikan atau melingkari tajuk tanaman sejauh 15—20 cm sedalam 10—15 cm, kemudian tutup pupuk dengan tanah.
Jangan lupa lakukan penjarangan dan penyulaman pada bibit yang mati, sakit, atau cacat saat tanaman berumur 10—15 hari setelah ditanam.
Lakukan penyiangan sebelum pemupukan dan lakukan bersamaan dengan penggemburan tanah. Proses penggemburan harus dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak sistem perakaran.
Pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) dengan menggunakan pestisida dan menjaga kebersihan area pertanaman.