Cara Mudah Seleksi Domba Potong

Pertanianku Seleksi domba potong bertujuan memilih domba berkualitas dan berpenampilan bagus sebagai bibit. Pasalnya, semua peternak pasti menginginkan domba yang bagus untuk menggantikan domba yang sudah tua untuk diremajakan.

seleksi domba potong
foto: pertanianku

Untuk mendapatkan bibit domba potong berkualitas, dapat dilakukan pemilihan dengan upaya kombinasi antara pengamatan dan perabaan. Berikut ini ulasan mengenai cara seleksi domba potong yang bisa Anda ikuti.

Pengamatan

Pengamatan yang dilakukan terhadap domba calon bibit dapat dilakukan dari jarak 5 meter dari arah samping kiri, kanan, belakang, serta dari arah depan. Dari samping kanan dan kiri, pengamatan dilakukan untuk melihat ukuran panjang badan, besar, dan keharmonisan pertumbuhan badan.

Ciri fisik domba yang baik adalah tampak besar, pendek, pertumbuhan harmonis dan simetris, tunggging rata, bagian bawah perut rata, leher pendek dan tebal, serta tumit kuat.

Pengamatan yang dilakukan dari arah depan bertujuan melihat kondisi bagian depan domba, seperti moncong, pandangan mata, kedalaman dada, dan jarak antara kedua kaki depan. Seperti kepala pendek dan lebar, dada lebar, jarak kedua kaki depan dalam kondisi tegap, serta kulit yang menutupi seluruh tubuh tampak.

Pengamatan yang dilakukan dari arah belakang bertujuan melihat lebar pinggang (loin), bahu, dan kepadatan pantat. Seperti, mulai dari depan sampai ke belakang tampak lebar, tungging rata, paha dalam, dan letak kedua kaki dengan posisi agar lebar.

Perabaan

Seleksi domba tak cukup hanya dilakukan pengamatan tubuh domba. Terkadang, panjang dan ketebalan bulu domba yang menutupi seluruh tubuh domba dapat mengelabui pandangan mata dan menutupi kecacatan yang dimiliki. Oleh karena itu, perlu dilakukan perabaan dan memegang organ tubuh yang akan dinilai. Berikut ini cara meraba untuk mendapatkan domba potong berkualitas.

  • Lebar pinggang (loin). Pengukuran dilakukan dengan menempelkan empat jari tangan secara mendatar pada sisi pinggang dengan posisi tegak lurus dari garis puncak.
  • Kepadatan daging dilakukan dari ujung leher, bahu, punggung hingga ujung pantat. Kepadatan daging diukur dengan cara meletakkan kedua tangan mengelilingi leher dan dilanjutkan ke arah belakang bahu, sampai pada sekitar punggung, dan hingga akhirnya ke pantat. Perabaan dilakukan dengan menggunakan jari tangan.
  • Kedalaman paha dilakukan untuk mengetahui kedalaman paha yang diukur dengan meletakkan salah satu tangan di puncak tungging dan tangan lain pada sendi.
  • Lebar kaki belakang dilakukan dengan cara menempatkan busur antara ibu jari dan jari telunjuk dari salah satu tangan yang ditempatkan di daerah lambung.
  • Penutupan daging atau lemak dilakukan pada tulang rusuk.
  • Daging yang menutupi tulang rusuk dapat diketahui dengan menggunakan ujung jari seperti penilaian yang dilakukan pada daging leher, punggung, dan seterusnya.