Pertanianku — Konsentrat merupakan pakan tambahan yang harus mengandung kadar protein dan karbohidrat tinggi serta kandungan serat yang rendah kurang dari 18 persen. Sebab, fungsi utama dari konsentrat adalah memberikan nutrisi tambahan yang mampu menaikkan bobot sapi menjadi lebih optimal.
Bahan baku yang terkandung di dalam konsentrat memiliki sifat saling menguatkan sehingga komposisi kandungan protein, mineral, dan vitamin yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan sapi.
Konsentrat untuk sapi potong terbagi menjadi dua jenis, yaitu konsentrat sumber energi dan konsentrat sumber protein. Konsentrat sumber energi biasanya memiliki bahan utama seperti gaplek, tepung jagung, dedak padi, dan pollard. Sementara, konsentrat protein memiliki bahan utama seperti tepung daun lamtoro, bungkil kedelai, bungkil kelapa, dan lain-lain.
Di berbagai daerah, pembuatan konsentrat memiliki panduan serta cara yang berbeda-beda. Para peternak menyesuaikan ketersediaan bahan di daerah tempat mereka berternak. Namun, pada dasarnya konsentrat paling umum dapat dibuat seperti cara berikut.
Komposisi 1 untuk membuat 50 kg konsentrat
- Dedak padi 11 kg
- Jagung 9 kg
- Bungkil kedelai 4,5 kg
- Onggok 15 kg
- Bungkil kelapa 5 kg
- Bungkil kelapa sawit 2,5 kg
- Tetes 2,5 kg
- CaCO3 o,4 kg
- Premiks 0,1 kg
Komposisi 2
- Dedak atau bekatul 70—75 persen
- Jagung giling 8—10 persen
- Bungkil kelapa 10—5 persen
- Tepung tulang atau kalsium 2—5 persen
- Garam dapur 2 persen
- Vitamin ternak 2 persen atau sesuai dengan dosis yang dianjurkan.
Komposisi 3
- Bekatul 60 persen
- Bungkil kelapa 30 persen
- Batang sagu 5 persen
- Tepung ikan 3 persen
- Garam 0,5 persen
- Campuran mineral 0,5 persen
Tahapan pembuatan konsentrat pada masing-masing komposisi dapat dilakukan dengan cara manual. Mengaduk seluruh bahan menggunakan tangan hingga tercampur menjadi rata. Ataupun, dilakukan dengan menggunakan mesin pencampur.
Jika pengadukan menggunakan cara manual, bahan baku yang berjumlah kecil seperti premiks dan CaCO3 dapat dicampurkan terlebih dahulu. Setelah itu, tebarkan satu per satu bahan-bahan yang berukuran besar hingga bahan yang berukuran kecil ditumpuk secara berlapis. Selepas itu, baru dilakukan proses pengadukan. Pada proses pengadukan yang menggunakan mesih pun sama seperti itu.