Cara Panen Bawang Merah dengan Benar agar Umbi Bawang Berkualitas

Pertanianku Panen bawang merah sebaiknya dilakukan pada pagi hari saat udara sedang cerah dan kondisi tanah kering. Saat panen, Anda harus memastikan tidak ada umbi yang tertinggal di dalam tanah.

panen bawang merah
foto: Pertanianku

Bawang merah yang dipanen harus sudah cukup tua. Umur umbi bawang merah ditandai dengan teksturnya yang lebih padat, keras, tidak mudah busuk, dan bisa disimpan dalam jangka waktu lama. Apabila panen dilakukan pada umbi yang masih muda, umbi bawang akan cepat membusuk, mudah lunak, dan keropos.

Sementara itu, apabila panen dilakukan ketika umbi sudah terlalu tua atau daun sudah terlalu kering akan menyebabkan umbi tertinggal di dalam tanah. Hal tersebut dapat menyebabkan umbi terputus ketika sedang dicabut.

Umur panen bawang merah cukup bervariasi bergantung pada varietas dan ketinggian tempat bertanam. Umur rata-rata panen bawang merah berkisar 60—70 hari. Bawang merah yang ditanam di dataran lebih tinggi pada umumnya memiliki umur yang lebih panjang dibanding bawang merah yang berada di dataran rendah.

Bawang merah yang sudah siap dipanen ditandai dengan daun yang sudah menguning dan terkulai. Selain itu, leher pada bagian umbinya sudah melemas ketika dipegang.

Tanda lain bisa dilihat dari umbi bawang merah yang sebagian besar sudah muncul di permukaan tanah. Umbi tersebut terlihat padat, berisi, berwarna cukup tua, dan mengilap.

Umbi yang sudah dicabut dari tanah harus dibersihkan dan dipotong bagian akarnya. Pisahkan umbi yang sakit atau busuk untuk mencegah penularan terhadap umbi yang masih sehat.

Umbi-umbi yang sudah disortir diikat beserta daunnya menjadi satu genggam. Setelah itu, keringkan umbi bawang merah untuk mencegah serangan hama dan penyakit di tempat penyimpanan. Pengeringan harus dilakukan di atas tanah yang sudah diberikan alas, seperti plastik, anyaman bambu, atau tikar. Selama proses penjemuran, umbi bawang perlu dibolak-balik agar keringnya merata ke seluruh bagian umbi.

Apabila kondisi cuaca sedang turun hujan, proses pengeringan dapat dilakukan dengan cara diangin-anginkan di tempat teduh. Pengeringan hanya perlu dilakukan hingga kadar air di dalam umbi berkurang menjadi 85 persen. Kondisi tersebut ditandai dengan kulit luar umbi yang terlihat mengering dan mengilat. Selain itu, terdengar suara gemerisik ketika digesekkan satu sama lain.