Pertanianku — Dari lahan kebun nilam seluas 1 hektare dapat menghasilkan sekitar 25 ton daun basah atau setara dengan 6,25 ton daun kering bila pola budidaya yang digunakan tepat. Hasil panen nilam sangat dipengaruhi oleh lokasi lahan, jarak tanam, pohon pelindung, dan jumlah bibit yang ditanam. Lazimnya, nilam yang ditanam di dataran tinggi dapat menghasilkan panen lebih banyak, tetapi jumlah rendemennya lebih rendah.
Tingkat produktivitas tanaman nilam juga dipengaruhi oleh jarak tanam. Jarak yang terlalu jauh dapat menyebabkan produktivitas tanaman rendah. Namun, naungan yang terlalu rapat juga bisa menyebabkan produktivitas menurun.
Tanaman sudah bisa dipanen setelah berumur 6–7 bulan dan panen berikutnya bisa dilakukan setiap 2–3 bulan sekali, bergantung pada jadwal dan program penanaman. Tanaman nilam memiliki umur produktif selama lebih dari tiga tahun, setelahnya nilam harus diremajakan.
Panen nilam lebih bagus dilakukan pada pagi hari. Panen yang dilakukan pada siang hari dikhawatirkan dapat menyebabkan daun mudah sobek dan sel-sel di daun menjadi kurang elastis.
Sebenarnya, kandungan minyak nilam bukan hanya terdapat pada daun tanaman. Pada bagian akar, batang, dan cabang juga mengandung minyak. Akan tetapi, kadar tertinggi minyak tersebut berada pada daun.
Panen nilam dapat dilakukan dengan menggunakan sabit, gunting, atau pisau tajam. Alat panen harus dalam keadaan bersih. Pasalnya, alat panen yang kotor berpotensi menularkan penyakit dari tanaman yang dipanen sebelumnya. Apalagi, penyakit budog dan layu bakteri. Kedua penyakit ini cukup berbahaya dan cukup mudah menyebar melalui alat panen.
Panen dilakukan dengan cara memotong cabang/ranting dan daun sekitar 30–40 cm dari ujung pucuk. Banyak petani yang memotong cabang/ranting hingga 90–100 cm dari pucuk sehingga hanya tersisa sekitar 15 cm di pangkal batang. Namun, cara ini kurang efektif karena dapat menyebabkan hasil rendemen kurang banyak. Hal ini karena rendemen minyak nilam paling tinggi berada pada daunnya.
Alih-alih mendapatkan hasil panen yang banyak, pemotongan yang terlalu panjang malah dapat menyebabkan waktu panen berikutnya makin lama, bisa mencapai empat bulan. Bahkan, cara panen ini bisa menyebabkan tanaman mati.
Setelah proses panen usai, Anda perlu melakukan kegiatan pebumbunan untuk mendukung proses pertumbuhan anakan.