Pertanianku— Pemberian pupuk dapat dilakukan melalui berbagai cara yang disesuaikan dengan jenis pupuk dan kondisi tanaman. Pada umumnya ada 4 cara pemberian pupuk, yaitu larikan, ditugal, ditabur, dan dikocor. Tiap cara memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri. Agar Anda bisa mengenal lebih jauh tentang cara pemberian pupuk, simak ulasan berikut ini.

Larikan
Pemberian pupuk secara larikan diberikan sebelum proses penanaman. Pupuk ditebarkan sebelum diolah. Pemberian dengan cara larikan berfungsi untuk mendistribusikan unsur hara secara merata sehingga perkembangan akar lebih seimbang. Pupuk urea tidak bisa diberikan dengan cara larikan karena pupuk urea sangat mudah menguap.
Larikan hanya boleh dilakukan pada tanaman yang ditanam dengan jarak tanam lebar dan teratur. Pada umumnya cara ini berguna untuk tanaman pangan dan buah seperti melon. Cara pemberiannya dilakukan dengan meletakkan pupuk ke dalam lubang larikan, lalu ditutup kembali. Pemberian ini harus dilakukan satu per satu atau langsung di kedua sisi baris tanaman.
Ditugal
Pemberian secara ditugal dilakukan dengan cara membuat lubang menggunakan alat tugal di samping tanaman. Lubang digali sedalam 10—15 cm, selanjutnya pupuk dimasukkan ke lubang, kemudian ditutup kembali untuk menghindari penguapan pupuk.
Ditabur
Pemberian pupuk secara ditabur dilakukan untuk pupuk yang berbentuk butiran (granule) atau serbuk. Penyebaran pupuk harus dilakukan secara merata di sekitar tanaman. Pemberian ini dilakukan pada tanaman yang memiliki sistem perakaran dangkal, seperti padi, dan jarak tanamnya tidak terlalu rapat.
Dikocor
Pemberian pupuk secara dikocor dilakukan dengan melarutkan pupuk cair atau padat dengan air. Keuntungan cara ini adalah pupuk dapat diserap secara langsung oleh akar tanaman. Unsur hara yang sudah terserap bisa langsung diolah oleh daun sehingga pertumbuhan tanaman berjalan lebih cepat.
Selain itu, petani juga lebih mudah mengaplikasikan pupuk dengan cara dikocor dan jumlah pupuk yang menguap jauh lebih sedikit dibanding cara lainnya. Oleh karena itu, tak heran apabila cara ini lebih sering diterapkan oleh petani.