Cara Pemilihan Jenis Kelamin (Sexing) Burung Puyuh

Pertanianku — Beternak burung puyuh harus dilakukan dengan program pemeliharaan dan tata laksana yang baik. Program pemeliharan akan meliputi proses mendatangkan DOQ (day old quail), tahapan pemeliharaan yang terbagi dua (grower dan layer), seleksi puyuh, pemilihan jenis kelamin atau sexing burung puyuh, pemotongan paruh, pemeliharaan hingga panen, serta pemecahan masalah dan solusi.

sexing burung puyuh
foto: pixabay

Pemilihan jenis kelamin atau sexing burung puyuh dapat dilakukan pada tahap DOQ starter ataupun grower. Agar puyuh tidak stres, satu hingga dua hari sebelum sexing, Anda dapat memberikan obat dan antistres atau vitamin ke dalam air minum puyuh. Selain itu, jagalah sanitasi pada kandang untuk mencegah penyakit. Berikut ini ulasan lengkap mengenai sexing yang dilakukan berdasarkan umur puyuh.

Puyuh berumur satu hari

Sexing yang dilakukan pada puyuh yang berumur satu hari dilakukan dengan melihat warna bulu bagian atas. Bulu di atas mata pejantan biasanya membentuk garis lengkung berwarna gelap. Namun, sexing cukup sulit untuk dilakukan pada usia 0—12 hari karena penampilannya masih dipengaruhi oleh kondisi genetik dari induk. Sexing akan lebih mudah dilakukan saat diketahui indukannya.

Tahap starter (umur dua minggu)

Sexing pada usia starter dilakukan dengan cara melihat lubang kloaka. Posisikan dada anak puyuh menghadap ke pemeriksa dengan menggunakan tangan kiri. Pegang bagian pantat puyuh dengan telunjuk dan ibu jari. Lalu bersihkan daerah tersebut dan buka.

Jika ada tonjolan kecil di bagian atas kloaka, hal itu menandakan bahwa puyuh adalah jantan. Sementara, jika tidak ada tonjolan, tetapi berbentuk horizontal dengan warna hitam kebiru-biruaan berarti puyuh betina.

Umur 3 minggu

Sexing yang dilakukan pada umur 3 minggu biasanya dilakukan untuk sekalian mengelompokkan puyuh betina ke dalam kandang calon petelur atau pembibit. Puyuh pejantan akan dikelompokkan pada puyuh pedaging atau dijadikan calon indukan. Pada usia ini, kondisi burung relatif lebih kuat sehingga lebih tahan stres dan dapat ditekan.

Masa remaja (grower)

Pada masa grower, sexing biasanya dilakukan dengan melihat bulu dadanya. Bila bulu dada berwarna abu-abu dan cokelat gelap, bergaris atau berbintik putih, itu adalah ciri dari betina. Sementara itu, pada jantan akan memiliki warna cokelat kemerahan dari pangkal paruh sampai dadanya, dan pada bagian dada bawah berwarna cokelat terang.

Masa dewasa (layer)

Sexing lebih mudah dilakukan pada masa dewasa. Pada masa ini pejantan akan memiliki benjolan berwarna merah (foam ball) di antara ekor dan anusnya. Sementara, pada betina akan ditandai dengan kloakanya yang berbentuk horizontal dengan warna kebiru-biruan.