Pertanianku — Penyakit tular tanah terdiri atas berbagai jenis jamur, bakteri, nematoda, dan virus. Mereka adalah mikroba penghuni tanah (soil inhabitant), yang hidup dan berkembang biak dalam tanah. Manipulasi lingkungan tanah sekitar perakaran solarisasi merupakan cara pengendalian penyakit tular tanah yang ramah lingkungan.
Solarisasi tanah didefinisikan sebagai proses pemanasan tanah menggunakan energi sinar matahari untuk desinfestasi tanah, yang menyebabkan patogen dalam tanah terganggu viabilitasnya sehingga penyakit tanaman tidak berkembang. Pelaksanaan solarisasi diwujudkan dalam bentuk tindakan pemulsaan tanah menggunakan plastik transparan polietilen (PE) yang tembus sinar matahari.
Suhu tinggi dalam tanah merupakan faktor penting dalam proses solarisasi. Mulsa plastik dapat meningkatkan suhu hingga mencapai 35—60°C terutama di tanah bagian permukaan. Kondisi permukaan tanah yang rata dan remah dapat mencegah kerusakan plastik (robek) selama periode solarisasi. Tanah yang memiliki cukup air, serta tidak menggenang atau tidak berlumpur merupakan kondisi terbaik pada proses solarisasi.
Air berperan penting pada transfer panas ke bagian tanah yang lebih dalam. Solarisasi tanah pada kondisi pemanasan basah (tanah lembap) lebih efektif mengendalikan penyakit tular tanah daripada kondisi pemanasan kering.
Solarisasi tanah selama 30 hari sebelum tanam dilaporkan efektif untuk pengendalian penyakit layu Fusarium, kejadian penyakit turun menjadi 3,9 persen pada tomat dan 1,3 persen pada cabai di India.
Selain itu, solarisasi tanah pada umumnya efektif untuk mengendalikan jenis patogen yang sensitif suhu tinggi di antaranya aneka jamur penyebab tanaman layu seperti Verticillium sp., Fusarium oxysporum, Sclerotium sp., Pythium spp., Rhizoctonia solani, Phytophthora sp., nematoda (Pratylenchus dan Xiphinema), serta beberapa bakteri seperti Agrobacterium, Clavibacter sp., dan Streptomyces.
Virus tanaman kebanyakan sulit dikendalikan dengan solarisasi terutama jenis virus termofil yang tahan panas (suhu tinggi 70°C), misalnya pada virus mosaik mentimun CMV (cucumber mosaic virus) dan virus mosaik tembakau TMV (tobacco mosaic virus). Kedua virus tersebut memiliki banyak jenis tanaman inang, salah satunya adalah kacang tanah.
Sementara, bakteri tertentu sulit dikendalikan dengan solarisasi tanah, misalnya Ralstonia solanacearum penyebab penyakit layu yang sangat merugikan pada tanaman sayuran, hias, dan kacang tanah.
Nematoda Meloydogyne incognita dan jamur Macrophomina sp., juga sulit dikendalikan dengan solarisasi tanah. Solarisasi tanah tidak berpengaruh buruk terhadap mikroorganisme risosfer yang berguna sebagai agens pengendali hayati (APH) seperti Bacillus, Actinomycetes, Mikoriza, serta Trichoderma dan Penicillium. Bahkan, solarisasi tanah dapat meningkatkan peran APH risosfer kompeten tersebut.