Pertanianku — Panen pohon karet dilakukan dengan penyadapan sehingga sering dijumpai bekas sayatan sadapan pada pohon-pohon karet. Penyadapan pohon karet berfungsi untuk membuka pembuluh latek pada batang pohon sehingga getahnya mengalir keluar sesuai dengan arah sayatan yang menuju wadah. Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, penyadapan harus dilakukan sesuai dengan standar seperti berikut.
Penyadapan
Pohon yang sudah berumur 5 tahun sudah bisa disadap dengan masa produksi selama 25—35 tahun. Tanaman yang pertumbuhannya sangat diperhatikan sudah bisa disadap sebelum berumur lima tahun. Cara yang paling mudah untuk menentukan matang sadap dilakukan dengan pengukuran lilit batang. Pohon yang matang sudah memiliki lilit batang sebesar 45 cm pada jarak 100 cm dari permukaan tanah.
Penyadapan dilakukan dengan mal sadap/patron, pisau sadap, talang lateks/spout, mangkok atau cawan, cincin mangkok, tali cincin, meteran, pisau mal, dan quadri/sigmat. Agar sadapan yang terbentuk baik, sebelum disadap sebaiknya dilakukan penggambaran bidang sadap yang menentukan tinggi bukaan sadap. Semakin tinggi bidang sadap akan semakin berkurang pembuluh latek sehingga getah yang dihasilkan semakin sedikit.
Selanjutnya, tentukan arah sadap dan panjang irisan sadap. Tinggi bukaan sadap pertama dilakukan setinggi 90—100 cm dari permukaan tanah. Pola sadap dapat digambar dengan spiral dari kiri ke atas ke kanan bawah yang membentuk sudut 30—40° terhadap garis horizontal.
Frekuensi dan intensitas sadap
Frekuensi atau banyaknya menyadap bergantung pada sistem sadap yang digunakan. Jika penyadapan dilakukan setiap hari, pohon diberi tanda dengan D/1, jika dua hari D/2, dan seterusnya.
Sementara, penyadapan yang dilakukan dengan frekuensi kombinasi diberikan tanda S/2, D/2, 100 persen. Tanda S/2 berarti pengirisan sudah dilakukan setengah lingkar batang pohon, D/2 berarti pohon disadap sebanyak dua hari sekali, dan 100 persen artinya intensitas sadapan.
Sistem eksploitasi
Sistem eskploitasi terdiri atas dua macam, yaitu konvensional dan stimulasi. Eksploitasi konvensional dilakukan dengan sistem sadap biasa tanpa perangsang (stimulan). Sementara, sistem stimulasi merupakan sistem sadap kombinasi yang menggunakan perangsang.
Bahan yang digunakan untuk merangsang lateks adalah bahan aktif ethephon dengan merek dagang Ethrel, ELS, dan Cepha. Ada juga yang dinamakan dengan sistem tusuk, yakni yang dilakukan dengan cara menusuk bagian yang diberi perangsang.