Cara Sederhana Membuat Bioaktivator

Pertanianku — Bioaktivator adalah bahan yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk organik, pembuatan hormon alami, pembuatan biogas, dan lain sebagainya. Anda bisa membuat bioaktivator sendiri di rumah dengan cara yang sederhana.

membuat bioaktivator
Foto: Dok. Pertanianku

Namun sebelum itu, Anda perlu memahami terlebih dahulu bahwa bioaktivator bukanlah pupuk, melainkan bahan yang mengandung mikroorganisme efektif yang secara aktif dapat membantu mendekomposisi dan memfermentasi sampah organik.

Bioaktivator juga berperan sebagai penghambat pertumbuhan hama dan penyakit tanaman dalam tanah, membantu meningkatkan kapasitas fotosintesis tanaman. Berfungsi pula sebagai penyedia nutrisi bagi tanaman serta membantu proses penyerapan dan penyaluran unsur hara dari akar ke daun, meningkatkan kualitas bahan organik sebagai pupuk, serta memperbaiki kualitas tanah

Mikroorganisme yang terdapat dalam bioaktivator secara genetik bersifat asli alami dan bukan rekayasa. Mikroorganisme efektif yang terkandung dalam bioaktivator meliputi bakteri asam laktat (Lactobacillus), bakteri penghancur (decomposer), yeast atau ragi, spora jamur, bakteri fotosintetik, serta bakteri menguntungkan yang lain (bakteri penambat N, pelarut fosfat, dan lain-lain).

Bioaktivator dapat dibuat sendiri dengan mudah dari bahan-bahan yang mudah didapat dan murah. Itu karena kita dapat memanfaatkan berbagai sampah atau limbah organik. Bahan-bahan dan alat yang diperlukan sebagai berikut.

  • Susu sapi atau susu kambing segar dan murni 2 liter
  • Usus ayam atau kambing atau usus ikan secukupnya
  • Terasi yang terbuat dari kepala/kulit udang atau kepala ikan ½ kg
  • Gula pasir (atau perasan tebu) 1 kg
  • Bekatul 1 kg
  • Nanas 1 buah
  • Air bersih 10 liter
  • Panci
  • Kompor
  • Blender atau parutan

Cara pembuatan:

  1. Nanas diblender atau diparut, kemudian masukkan ke panci. Campurkan terasi, bekatul, gula pasir, dan air bersih, kemudian masak sampai mendidih. Setelah itu, didinginkan.
  2. Tambahkan susu segar dan usus, aduk hingga tercampur rata.
  3. Tutuplah rapat-rapat adonan tersebut selama 12—24 jam.
  4. Jika sudah jadi, adonan akan menjadi kental dan lengket.
  5. Pembuatan bioaktivator dianggap berhasil jika muncul gelembung-gelembung gas di permukaan adonan.
  6. Untuk penyimpanan, masukkan bioaktivator ke drum bertutup.

Susu yang digunakan sebaiknya yang masih segar, jangan yang sudah basi, agar kemampuan bakteri di dalamnya tetap baik. Sementara itu, nanas digunakan untuk menghilangkan bau dari hasil proses dekomposisi dan fermentasi.