Cara Tepat Memilih Indukan Sapi Bali dengan Tepat

Pertanianku – Sapi bali merupakan salah satu ternak yang berpotensi meningkatkan ekonomi. Sapi yang berasal dari Bali ini banyak diternakkan karena sapi bali terkenal memiliki bobot badan yang sangat besar.

Di Bali sendiri, sapi tidak hanya dimanfaatkan dagingnya, kotorannya pun dapat menghasilkan nilai ekonomis dengan menghasilkan pupuk kandang. Bahkan, beberapa pertanian di Bali menggunakan sapi bali untuk mengolah lahan pertanian.

Pembibitan sapi bali merupakan sumber kegiatan dalam rangka peningkatan pendapatan peternak sapi bali. Selain itu, sebagai usaha pelestarian dan pengembangan sapi bali untuk mencapai kemajuan atau meningkatkan kualitas dan kuantitas sapi bali menjadi lebih baik.

Pemilihan calon induk penting dilakukan dalam pembibitan sapi bali dengan tujuan anak sapi yang dihasilkan nantinya memiliki kualitas yang baik. Syarat ternak yang layak digunakan sebagai induk sebagai berikut.

Pertama, mempunyai tanda telinga, artinya pedet tersebut telah terdaftar dan lengkap silsilahnya. Kedua, matanya tampak cerah dan jernih. Ketiga, tidak terdapat tanda-tanda sering batuk, terganggu pernapasannya. Keempat, tidak terlihat adanya eksternal parasit pada kulit dan bulunya. Kelima, tidak terdapat adanya tanda-tanda mencret pada bagian ekor dan dubur. Dan terakhir, tidak ada tanda-tanda kerusakan kulit dan kerontokan bulu.

Pakan

Ada dua jenis pakan sapi bali, yaitu pakan hijauan dan pakan penguat (konsentrat). Pakan yang diberikan dalam pemeliharaan calon induk sapi bali harus memadai, baik jumlahnya maupun mutunya.

Disamping pemberian hijauan yang berkualitas (minimal 10% dari berat badannya), induk sapi bali yang sedang bunting dapat diberikan pakan penguat berupa dedak padi sebanyak 1,5—2 kg/ekor/hari.

Reproduksi

Mengenal saat perkawinan yang tepat merupakan syarat untuk bisa memahami kapan saat yang pas untuk melaksanakan perkawinan sapi. Setiap ekor sapi betina pada umumnya akan mengalami suatu siklus reproduksi dalam hidupnya.

Pubertas sapi bali rata-rata pada umur 2—2,5 tahun. Setelah sapi betina mencapai pubertas, untuk pertama kalinya sapi mengalami birahi dan berulang setiap 21 hari sekali bila dalam kondisi tidak dikawinkan.

Bila dikawinkan, ada beberapa kemungkinan yang akan terjadi, yaitu fertilitas gagal, terjadi konsepsi tapi embrio tidak terbentuk, sapi betina menjadi bunting tapi terjadi abortus (keguguran), sapi betina bunting dan melahirkan pedet. Secara umum dikenal dua sistem perkawinan sapi bali, yaitu kawin alamiah dan inseminasi buatan.