Cara Ternak Tikus Putih atau Mencit

Pertanianku — Tikus putih merupakan hewan yang sering digunakan untuk bahan percobaan penelitian dan menjadi bahan pakan untuk hewan karnivora seperti ular. Oleh karena itu, tikus ini menjadi salah satu hewan yang mampu mendatangkan keuntungan jika diternakkan. Ternak tikus putih sebenarnya tidak begitu sulit, Anda perlu perhatikan beberapa hal berikut.

ternak tikus putih
foto: pertanianku

Memilih tempat lokasi ternak tikus putih

Beternak tikus putih tidak memerlukan tempat khusus dan bisa dilakukan di mana saja, asalkan lokasi tersebut aman dari predator dan ancaman lain. Ternak dapat dilakukan di teras rumah atau di salah satu ruangan yang berada di dalam rumah.

Lokasi ternak hanya perlu aman dari jangkauan hewan peliharaan lainnya seperti kucing dan anjing. Selain itu, hindarkan tikus dari jangkauan balita. Luas ruangan sebenarnya bisa menyesuaikan keadaan, tetapi idealnya ruangan yang digunakan untuk ternak berukuran 3 m × 4 m.

Wadah pemeliharaan

Ukuran tikus putih relatif lebih kecil dibanding tikus biasa sehingga wadah pemeliharaan bisa menggunakan baskom plastik berukuran 30 cm × 30 cm × 20 cm. Agar lebih efisien, gunakanlah rak agar baskom dapat disusun bertingkat sehingga dapat memelihara mencit dalam jumlah banyak di satu ruangan.

Pakan

Pakan yang diberikan untuk tikus putih berupa pelet khusus untuk hewan peliharaan. Pakan tersebut sudah bisa diperoleh dari pet shop. Pakan diberikan sebanyak 5—10 persen dari bobot badannya setiap hari.

Berikan sarana pendukung lainnya

Sarana pendukung dapat membuat tikus putih nyaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Sarana pendukung tersebut antara lain botol minum bekas, jaring kawat, dan serbuk kayu. Untuk ternak tikus putih, Anda dapat menggunakan tempat pakan burung sebagai wadah menyimpan pakan. Sementara, untuk tempat minum dapat menggunakan botol bekas yang sudah dimodifikasi bagian tutupnya dengan sedotan untuk memudahkan tikus minum.

Memilih indukan

Umur indukan yang pas untuk memasuki proses perkawinan adalah 2,5 bulan. Namun, sebaiknya pilih indukan yang sudah berumur tiga bulan karena kondisi fisiologisnya akan lebih matang dan sudah benar-benar siap untuk kawin. Hindari penggunaan induk yang sudah tua berumur lebih dari 12 bulan.