Pertanianku – Baru-baru ini terdapat hasil penelitian yang menyatakan bahwa mengonsumsi bawang merah dapat mencegah risiko penyakit kanker.
Bawang memang mengandung senyawa yang sangat baik untuk membunuh sel kanker. Orang yang rajin mengonsumsi bawang memiliki risiko lebih rendah terhadap berbagai jenis penyakit, termasuk kanker.
Senyawa antikanker yang terkandung dalam bawang merah, yakni quercetin dan anthocyanin. Anthocyanin merupakan senyawa yang memberikan warna merah pada bawang.
“Anthocyanin berperan dalam memberi warna pada buah dan sayuran. Maka menjadi masuk akal apabila bawang merah dianggap memiliki kekuatan yang lebih banyak untuk melawan kanker,” kata Abdulmonem Murayyan, seorang mahasiswa Ph.D di University of Guelph, Kanada, sebagaimana melansir Mirror.
Dalam studi pertama yang dilakukan oleh Murayyan dan insinyur Profesor Suresh Neethirajan, ditemukan hasil bahwa bawang merah merupakan sayuran terkuat untuk melawan kanker. Sayur-sayuran memang telah digunakan dalam masakan Mediterania ribuan tahun lalu. Sayuran yang dimasak membuat tingkat penyakit di Eropa Selatan lebih rendah. Biasanya, bawang diletakkan di sisi salad sebagai hiasan.
Melalui percobaan laboratorium yang dilaporkan dalam Food Research International, para ahli meletakkan sel kanker usus besar dalam satu tempat dengan quercetin yang diambil dari lima varietas bawang yang berbeda.
“Temuan dari hasil penelitian kami adalah bawang sangat bagus untuk membunuh sel kanker. Bawang mengaktifkan jalur yang bisa mematikan sel kanker,” tambah dia.
Tak hanya itu, bawang merah juga dapat membangun lingkungan yang tidak menguntungkan untuk sel kanker, mengganggu komunikasi antarsel kanker, dan menghambat pertumbuhan sel kanker.
Bawang juga membangun lingkungan yang tidak menguntungkan untuk sel kanker, mengganggu komunikasi antarsel kanker, dan menghambat pertumbuhan sel kanker. Para peneliti juga menemukan bahwa bawang efektif membunuh sel kanker payudara.
Tahap uji coba selanjutnya, yakni menguji kekuatan bawang untuk melawan sel kanker tersebut. Hasil dari temuan ini mengikuti penelitian sebelumnya mengenai teknik ekstraksi baru, di mana ternyata quercetin yang ditemukan pada bawang lebih tepat untuk dikonsumsi dibanding penggunaan bahan kimia.
Mengembangkan metode ekstraksi bebas kimia menjadi penting karena itu berarti peneliti dapat menggunakan sifat melawan kanker bawang ke dalam bentuk pil dan nutraceuticals. Para periset berharap ekstrak bawang merah nantinya akan ditambahkan ke produk makanan seperti jus atau makanan panggang, serta dijual dalam bentuk pil untuk mengobati kanker secara alami.
Para ahli kesehatan mengungkapkan cara terbaik untuk mengonsumsi bawang merah ini dalam keadaan mentah. Hal ini karena jika mengonsumsi bawang yang telah dimasak manfaat yang akan didapatkan akan berkurang.
Metode ekstraksi lainnya adalah menggunakan pelarut. Namun, Prof. Neethirajan mengatakan bahwa metode baru itu hanya efektif apabila digunakan dengan air super panas di dalam wadah yang memiliki tekanan.
Selain melawan sel kanker, bawang merah juga bisa memberikan perlindungan terhadap penyakit diabetes dan jantung. Penderita diabetes harus mengonsumsi bawang dalam keadaan mentah karena bisa membantu meningkatkan kadar insulin dalam tubuh.
Jika Anda penderita diabetes, Anda harus makan bawang mentah karena membantu meningkatkan kadar insulin. Selain itu, bawang merah merupakan sayuran berserat yang mengandung sekitar 1,5 gram serat. Senyawa flavonoid pada bawang membantu mengurangi kolesterol low-density lipoprotein (LDL) atau kolesterol buruk pada penderita obesitas yang berisiko terkena penyakit jantung. Senyawa flavonoid pada bawang merah juga memiliki kemampuan anti-inflamasi yang bermanfaat dalam pengobatan arthritis.