Pertanianku — Saat ini sedang ramai temuan kasus tujuh ekor sapi mati akibat virus antraks di Gunungkidul. Oleh karena itu, pemerintah daerah (pemda) DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) tidak akan menganggap sepele kasus tersebut dan berupaya untuk mencegah penyebaran virus antraks.
Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Gatot Saptadi mengatakan, temuan kasus antraks di Gunungkidul membuat pemerintah daerah waspada dan berupaya mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Pemda akan memantau lalu lintas hewan ternak dari luar DIY dan menempatkan petugas-petugas di pintu masuk.
“Yang sudah menerapkan penjagaan ketat pada perlintasan hewan baru pintu barat. Sedangkan timur belum,” katanya, Jumat (24/5).
Namun demikian, Gatot menyebutkan pihaknya sedang mengevaluasi jika sejauh ini memang belum ada posko pemeriksaan lalu lintas hewan ternak di sisi timur.
“Kebetulan memang belum ada poskonya ini bagian dari evaluasi kami. Namun, kalau petugas sudah kami siapkan untuk memantau perbatasan,” ujarnya.
Diketahui, Gunungkidul merupakan gudang ternak DIY. Kasus antraks sedikit mengguncang harga ternak di tingkat peternak, dan hal ini akan menimbulkan masalah baru bagi perekonomian masyarakat jika tidak segera disikapi.
Sebagai langkah awal, Pemkab Gunungkidul telah memblokade total arus lalu lintas di Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, supaya kasus antraks tidak meluas.
Dinas Perhubungan juga akan mengalihkan jalur transportasi ternak, yang biasanya melewati Desa Grogol dan Bejiharjo, dialihkan ke rute lain. Dua desa ini biasanya dilewati menuju Pasar Hewan Siyono dan Pasar Hewan Semanu.
“Pengalihan rute ini juga sangat penting, karena dua desa ini diduga terpapar kasus antraks. Kami juga mengisolasi total lalu lintas ternak dari desa ini,” katanya.
Selain pada hewan ternak, baik sapi maupun kambing, disinyalir tiga orang terpapar virus antraks. Dinas Kesehatan Gunungkidul sudah mengambil sampel darah untuk dilakukan uji laboratoium.
“Sampai saat ini, hasil uji laboratorium belum keluar. Kami berharap tidak positif antraks. Kami juga mengimbau kepada masyarakat segera melapor kalau ada gejala gatal-gatal, khususnya masyarakat di Desa Grogol dan Bejiharjo,” katanya.