Cerahnya Masa Depan Bisnis Kelinci

Pertanianku – Bagaimana dengan bisnis kelinci di Indonesia? Sejauh ini masyarakat kita belum banyak yang melirik potensi tersebut. Banyak peminat pemelihara kelinci hanya memanfaatkan kelinci sebagai bahan penghibur saja. Padahal, bila mau serius, kelinci bisa dijadikan sebagai sumber penghasilan. Bisnis daging kelinci mulai menggeliat semenjak maraknya isu penyakit flu burung dan antraks. Sebagian konsumen lebih memilih daging kelinci. Kondisi ini tentu saja mendongkrak jumlah warung sate. Seperti yang terjadi di sekitar Yogyakarta, dari puluhan warung sate bertambah hingga sekitar 100-an dalam waktu relatif singkat. Dengan jumlah warung sebanyak itu, diperkirakan dibutuhkan 400 ekor/hari untuk menyuplai bahan baku sate. Bayangkan berapa total warung sate yang ada di seluruh Indonesia?

stress pada kelincii

Prospek usaha peternakan kelinci sangat menggiurkan. Pasalnya, nilai ekonomis kelinci cukup tinggi. Harga kelinci hias di pasaran lokal berada pada kisaran Rp100.000—500.000 per pasang. Anak kelinci konsumsi dihargai Rp30.000 per pasang. Sementara itu, kelinci potong dewasa dihargai Rp20.000/ekor. Pembeli berasal dari Semarang, Jepara, dan Kudus, bahkan sampai Kalimantan dan mancanegara.

Saat ini, usaha peternakan kelinci pun sebenarnya telah mendapat dukungan dari pihak pemerintah. Di tengah meroketnya harga daging sapi akhir-akhir ini, pemerintah lebih menyarankan untuk mengonsumsi daging kelinci sebagai alternatif penggantinya. Harga daging kelinci segar saat ini dijual dengan harga Rp55.000 per kg sehingga bisa menjadi alternatif konsumsi daging bagi masyarakat. Namun, memang masih terbilang sedikit masyarakat yang melirik usaha peternakan kelinci. Dengan kata lain, prospek usaha peternakan kelinci tak hanya sekadar menggiurkan, melainkan juga masih terbuka lebar.

 

Sumber: Buku Kelinci Potong