Ciptakan Pupuk Organik Sendiri, Petani ini Untung Ratusan Juta per Bulan

Pertanianku – Salah satu petani asal Desa Amongronggo, Kecamatan Limpung, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Turjangun sukses menggeluti usaha pembuatan pupuk organik ini meraup omzet hingga ratusan juta rupiah per tahunnya. Keuletan dan kegigihan petani ini akhirnya membuahkan hasil yang tidak disangka-sangka.

ciptakan-pupuk-organik-sendiri-petani-ini-untung-ratusan-juta-per-bulan

Turjangun mengawali bisnis pembuatan pupuk organik ini berawal dari kelangkaan pupuk yang sering terjadi saat memasuki musim tanam. Hal inilah yang membuat Turjangun berpikir keras bagaimana ketersediaan pupuk terus ada. Dan pada akhirnya pria yang berusia 46 tahun ini memutuskan untuk menciptakan pupuk organik sendiri.

Di desa tempat ia tinggal, kotoran sapi sangat mudah didapatkan, dan belum banyak yang memanfaatkannya. Dan hal tersebut tidak disia-siakan oleh Turjangun.

Setelah mengumpulkan kotoran sapi, Turjangun mulai mengolah kotoran sapi menjadi pupuk organik sejak 2000. Pada awal mula bisnisnya tidak berjalan dengan baik. Pasalnya, Turjangun harus melakukan berbagai uji coba yang dilakukan di laboraturiun yang ia buat sendiri.

Setelah sekian mencoba dengan uji laboratorium, Turjangun akhirnya menemukan komposisi bahan-bahan untuk membuat pupuk organik. Mulai ukuran air, kotoran sapi, tetes tebu, hingga ukuran bak pengolahannya. Selanjutnya, ia menjadikan lahannya sebagai percobaan.

“Hasilnya memuaskan. Mulai saat itulah, saya memproduksi pupuk organiknya dengan jumlah yang banyak,” jelas Turjangun, seperti melansir dari DetikFinance (30/11).

Saat ini pupuk organik yang ia ciptakan sudah dikenal hingga ke berbagai daerah. Banyak petani setempat yang lebih memilih menggunakan pupuk organik milik Turjangun. Namun, banyak juga petani di Jawa, Sumatera, NTB, dan bahkan hingga ke Papua.

Tidak heran bila omzet Turjangun kini mencapai ratusan juta rupiah. Karena permintaan yang semakin banyak, bahkan saat ini Turjangun juga bisa membantu warga sekitar dan memberikan peluang kerja dengan mengajak beberapa warga untuk membantu pembuatan pupuk organik yang terbuat dari kotoran sapi.

Berkat kreativitas ini, Turjangun juara di tingkat kabupaten dan provinsi pada 2016. Pria yang hanya lulusan Kejar Paket C ini juga dinobatkan sebagai petani berprestasi di tingkat nasional. Hadir di sidang paripurna MPR dan ikut upacara HUT RI ke-71 di Istana Negara.

Sebelumnya, pada 2012 lalu, Turjangun mendapatkan penghargaan dari Menteri ESDM Jero Wacik karena dianggap sukses berorganisasi dan memajukan petani dengan mengolah limbah sapi menjadi gas dan biogas.