Pertanianku — Dari seluruh telur tetas yang ada di dalam mesin tetas, kemungkinan ada beberapa telur yang embrionya sudah mati. Telur ini sudah dipastikan tidak bisa menetas sehingga perlu dikeluarkan dari mesin tetas. Oleh karena itu, telur-telur yang berada di dalam mesin perlu diteropong secara rutin untuk memantau perkembangan embrio.
Penetasan telur dengan menggunakan mesin tetas sering digunakan oleh peternak untuk menghasilkan bibit ayam dalam jumlah banyak. Prinsip kerjanya adalah mesin tetas mengganti panas yang berasal dari badan induk yang sedang mengeram. Mesin menggunakan lampu minyak tanah atau listrik sebagai sumber panas.
Kondisi kelembapan mesin harus dijaga tetap ideal, yakni 60–70 persen. Tingkat kelembapan yang terlalu tinggi atau rendah dapat menyebabkan embrio mati. Selain itu, Anda juga harus menjaga temperatur mesin tetap berada pada kisaran 38,3–40,6°C. Oleh karena itu, mesin harus dilengkapi dengan thermometer untuk memantau pergerakan suhu di dalam mesin.
Telur-telur yang berada di dalam mesin diletakkan miring dengan sudut kemiringan sekitar 40 dengan posisi ujung tumpul (bagian yang lebih besar) berada di sebelah atas. Proses pemutaran akan lebih mudah bila diberi tanda, seperti A dan B. Pemutaran dilakukan secara rutin minimal 3 kali sehari dan sudah mulai dilakukan pada hari ke-4. Pemutaran dihentikan pada hari ke-19.
Kegiatan pemeliharaan selanjutnya yang perlu Anda lakukan adalah peneropongan. Anda dapat menggunakan gulungan kertas dan lakukan peneropongan di tempat yang terang atau letakkan telur di atas kaca dan berikan sinar lampu di bagian bawahnya. Namun pada cara yang kedua, Anda harus menjaga agar sinar tidak menimbulkan panas secara berlebihan.
Peneropongan dilakukan dua kali selama masa penetasan, yakni pada hari ke-14 dan ke-18. Bila embrio telur terlihat mati, segera keluarkan telur dari mesin tetas karena telur tersebut dapat mengeluarkan banyak gas CO2 dan ammonia. Kedua gas tadi berbahaya karena bisa mengganggu perkembangan embrio telur yang masih hidup.
Ciri-ciri embrio yang masih hidup sebagai berikut.
- Titik di tengah kuning berwarna merah dan dikelilingi gambaran rambut-rambut berwarna merah.
- Tampak denyutan jantung dari luar.
Sementara itu, ciri-ciri embrio telur yang sudah mati seperti berikut.
- Titik di tengah kuning telur berwarna hitam dan dalam telur tampak bening.
- Titik di tengah kuning telur dikelilingi warna hitam.
- Telur mati terlihat memiliki noda darah yang besar.