Pertanianku — Inseminasi buatan sering dimanfaatkan untuk meningkatkan populasi dan produktivitas domba dan kambing secara aktif progresif. Salah satu bagian penting dari pelaksanaan inseminasi buatan (IB) adalah memilih kambing jantan unggul untuk menjadi penghasil semen berkualitas. Semen yang dihasilkan dari pejantan unggul kemungkinan besar akan menghasilkan bibit kambing yang berkualitas juga.
Kambing jantan unggul bisa dilihat dari kondisi kesehatan dan reproduksinya. Pejantan tersebut akan menghasilkan spermatozoa yang baik untuk menghasilkan anak kambing berkualitas.
Umumnya, kambing jantan yang cocok dijadikan sebagai pejantan memiliki ciri-ciri berikut.
- Kambing sudah berumur minimal 1,5–2 tahun dan diapkir ketika berumur 8 tahun.
- Sehat, tidak terserang penyakit, dan tidak cacat tubuh.
- Bulu badan mulus dan tidak kusam.
- Muka bersih, cerah, dan mata mengilap.
- Bibir atas dan bawah sejajar ketika menutup.
- Tubuh gagah dan lincah.
- Memiliki garis punggung yang lurus.
- Kaki lurus dan kokoh dengan tumit tinggi.
- Kedua buah zakar sama besar dan turun ke bawah dengan panjang yang sama.
- Penis atau alat kelamin jantan terlihat panjang dan normal.
- Dapat ereksi dan menaiki betina.
Setelah mendapatkan pejantan unggul, inseminator biasanya akan melakukan penampungan semen. Tahapan ini sangat penting karena bila dilakukan dengan cara yang salah dan tidak lege artis dapat menyebabkan kualitas semen yang dihasilkan tidak memenuhi syarat untuk inseminasi buatan. Itu sebabnya kegiatan ini harus dilakukan oleh tenaga yang sudah ahli.
Saat ini balai-balai inseminasi buatan menggunakan metode vagina buatan untuk menampung semen. Semen yang sudah terkumpul harus segera diproses menjadi semen cair atau semen beku. Semen harus terhindar dari pengaruh sinar matahari secara langsung. Oleh karena itu, semen harus ditampung di wadah tertutup yang terbuat dari styrofoam atau menggunakan kain berwarna gelap.
