Daun Dewa, Daun Lalapan yang Berkhasiat

    Pertanianku Daun dewa juga dikenal dengan bluntas cina. Tanaman ini konon berasal dari Birma dan Cina, tumbuh subur di dataran dari ketinggian 0—1.000 mdpl. Di Indonesia, daun dewa ditemukan tumbuh liar di dalam hutan.

    daun dewa
    foto : https://kelbumiayu.malangkota.go.id/

    Namun, saat ini daun dewa sudah mulai dibudidayakan sehingga cukup mudah untuk dijumpai di Pulau Jawa, bahkan sudah menyebar hingga ke Pulau Sumatera. Tanaman ini sering dijadikan lalapan, pendamping menu utama, oleh masyarakat Sunda. Selain dijadikan lalapan, daun dewa ternyata juga berkhasiat untuk menyembuhkan beberapa macam penyakit.

    Sosok tanaman ini memiliki batang lunak yang berwarna hijau dengan alur memanjang, tingginya bisa mencapai 30—50 cm. Daunnya tunggal, berambut lebat, berwarna hijau tua pada bagian atas dan hijau muda pada bagian bawah. Panjang daunnya mencapai 8—20 cm, lebar 5—10 cm.

    Daun dewa mengandung beberapa senyawa yang sangat baik bagi tubuh, di antaranya saponin, flavonoid, dan minyak atsiri. Saponin bisa berfungsi menurunkan kolesterol di dalam darah. Sementara itu, flavonoid berfungsi menurunkan kolesterol darah dan bersifat antiseptik. Minyak atsiri yang dihasilkan bisa digunakan untuk merangsang sirkulasi darah serta bersifat analgesik, anti-inflamasi, dan antiseptik.

    Bagi masyarakat Sunda, daun ini terkenal sebagai lalapan yang mengandung banyak serat. Manfaatnya dalam dunia kesehatan adalah sebagai antiradang, antikoagulan, mengobati luka bekas pukulan, mengatasi demam, menurunkan kadar gula, menghambat pertumbuhan sel kanker, memelihara kesehatan jantung, dan mengatasi rasa nyeri.

    Sebenarnya, khasiat daun dewa sebagai antikanker sudah diketahui sejak lama, bahkan sudah ada bukti secara ilmiah. Berdasarkan hasil riset Fakultas Farmasi UGM dan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), daun ini terbukti mampu menghambat pertumbuhan tumor paru pada mencit, sedangkan ekstrak daun bisa menghambat pertumbuhan sel kanker.

    Daun ini juga bisa digunakan untuk menurunkan gula darah dan sudah dibuktikan secara ilmiah. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh Farmasi Universitas Indonesia, ekstrak daun dewa yang diberikan sebanyak 100 mg daun/100 gram berat badan tikus terbukti dapat menurunkan kadar glukosa dalam darah selama 1 jam setelah diberikan.

    Pemberian ekstrak tersebut terbukti dapat memberikan efek analgesik atau mengatasi rasa nyeri yang lebih baik dibandingkan asetosal.