Daya Beli Pembudidaya Ikan Naik di Tengah Pandemi

Pertanianku — Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis data kinerja ekonomi Agustus 2020 atau periode akhir di kuartal II. Dalam data tersebut, terlihat ada capaian kinerja positif, khususnya yang menyangkut dengan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) yang kembali stabil di angka ≥ 100. NTPi Agustus tercatat naik 0,19 poin dari Juni, yakni dari 100,40 menjadi 100,59.

pembudidaya ikan
foto: pixabay

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, menyatakan bahwa capaian NTPi yang dirilis oleh BPS merupakan kabar baik di tengah pandemi yang masih berlangsung. Slamet juga memastikan capaian tersebut merupakan dampak dari berbagai program stimulus yang sudah disalurkan oleh pemerintah.

“Saya kira ini dampak nyata bahwa berbagai stimulus langsung secara nyata berdampak pada efisiensi usaha, nilai tambah dan daya beli para pembudidaya ikan. Ini sangat sejalan dengan tujuan utama, yakni bagaimana menjamin agar daya beli masyarakat tetap terjaga positif,” papar Slamet seperti dikutip dari laman kkp.go.id.

Pada kuartal I rantai pasokan produk perikanan budidaya sempat mengalami hambatan yang menyebabkan indeks harga komoditas menjadi anjlok di tingkat pembudidaya. Penurunan tersebut juga menyebabkan NTPi ikut turun lebih drastis.

Slamet menjelaskan, di tengah pandemi Covid-19 yang melanda hampir semua negara di dunia, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan tetap menunjukkan adanya tren yang mulai positif. Ini merupakan kabar gembira yang bisa menjadi motivasi bagi semua pelaku usaha di tiga sektor tersebut untuk lebih giat berinovasi di tengah pandemi.

Slamet juga menyerukan sudah saatnya sektor perikanan menjadi kuat dan berperan penting untuk menyelamatkan kemungkinan resesi ekonomi yang sudah banyak digaungkan.

“Ini saatnya subsektor perikanan budidaya jadi ujung tombak dan bahkan menjadi tali penyelamat dari kemungkinan resesi ekonomi. Daya beli yang tetap terjaga baik akan meningkatkan pengeluaran konsumsi rumah tangga masyarakat dan ini baik untuk mengungkit Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia,” jelas Slamet.