Pertanianku – Udang vanamei dapat dikatakan sebagai varietas udang yang kebal terhadap serangan penyakit. Hal itulah yang membuat komoditas udang vanamei unggul jika dibandingkan dengan jenis udang lainnya. Namun, faktanya udang ini tetap terjangkit penyakit jika dalam perawatannya dilakukan sembarangan dan tidak sesuai prosedur.
Menurut Sugeng Riyanto, pembudidaya udang vanamei asal Sinyonyoi, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, untuk menjaga kestabilan tambak supaya udang tak terserang penyakit dibutuhkan perawatan dengan teknik yang disebut pola aplikasi probiotik.
Sugeng mengatakan, pemberian pakan yang berlebihan hingga mengendap di dasar tambak dapat mengakibatkan perubahan atau penurunan mutu tanah dasar tambak. Bahan organik dari pakan dapat memacu kadar nitrogen, gas amoniak, dan hidrogen sulfida meningkat drastis, sehingga daya dukung tambak mengalami penurunan.
“Hal ini bisa menyebabkan udang vanamei rentan terhadap serangan penyakit seperti white spot yang berdampak pada kematian udang. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan cara pemakaian bakteri probiotik,” kata Sugeng.
Untuk diketahui, bakteri probiotik adalah bakteri yang bersifat nonpatogen yang berguna mengurai bahan organik sisa pakan udang. Selain itu, bakteri probiotik dapat mendegradasi gas amoniak dan H2S, yang membantu menciptakan lingkungan tambak menjadi sehat.
Pemakaian bakteri probiotik dapat mempersingkat proses persiapan lahan, mempercepat masa panen, dan membantu menghindarkan udang dari serangan penyakit, dan yang lebih penting lagi bakteri probiotik mudah untuk dikultur.
“Saya secara intensif juga melatih para petambak untuk mengkultur bakteri probiotik ini, sehingga bisa menekan biaya pengeluaran,” ungkap Sugeng.