Di Indonesia Populasi Kerbau Semakin Sedikit Setiap Tahun

Pertanianku – Kerbau merupakan salah satu hewan ternak yang dapat dikembangkan di beberapa wilayah Indonesia. Beternak hewan satu ini memiliki peluang serta potensi yang cukup baik untuk dikembangkan dengan model usaha yang bersifat intensif di pedesaan, disamping berperan sebagai penghasil daging dan susu juga memberikan kontribusi yang tinggi bagi petani sebagai sumber tambahan penghasilan.

Di Indonesia Populasi Kerbau Semakin Sedikit Setiap Tahun

Namun, Guru Besar Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Dr Cece Sumantri, mengatakan bahwa populasi kerbau di Indonesia terus mengalami penurunan. Setiap tahunnya, penurunan itu mencapai 3%.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), dari 3 juta ekor kerbau yang ada di Indonesia pada 1995, saat ini jumlahnya tinggal mencapai 1,7 juta ekor. Berarti terjadi penurunan jumlah populasi kerbau dalam kurun waktu dua tahun mencapai 50%.

“Dalam kurun 20 tahun kebelakang ini terjadi penurunan jumlah populasi kerbau di Indonesia, diperkirakan sudah mencapai 50%,” ungkap Dr. Cece.

Menurut Dr. Cece, penyebab menyusutnya jumlah populasi kerbau diakibatkan banyaknya alih fungsi lahan yang awalnya padang rumput atau dataran terbuka menjadi perumahan, ditambah lagi tidak adanya ketertarikan masyarakat untuk mengembangkan Budidaya dan beternak kerbau, dan lebih memilih memelihara sapi.

Jika tidak ada upaya lebih dari pemerintah, Cece menuturkan, maka akan mendorong populasi kerbau yang menjadi ternak asli Indonesia ini dapat terus menyusut populasinya bahkan terancam punah dalam beberapa dekade ke depan.

Dr. Cece menambahkan, untuk meningkatkan kualitas ternak, termasuk kerbau agar lebih unggul dapat dilakukan dengan cara pemanfaatan teknologi dan aplikasi bioteknologi genetika molukuler, sehingga menjadi alternatif untuk perbaikan genetik.

“Penerapan teknologi bisa menjadi cara efektif dalam pengelolaan dan perbaikan genetik, sehingga memiliki kualitas yang unggul, sesuai dengan permintaan dan kebutuhan masyarakat,” tutur Dr. Cece.