Pertanianku — Ekspor sawit Indonesia beserta produk turunannya justru mengalami peningkatan. Volume ekspor sawit tercatat naik 16 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dari 7,84 juta ton di kuartal I 2018 menjadi 9,1 juta ton di kuartal I 2019.

Berdasarkan catatan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), ekspor minyak sawit mengalami peningkatan sebesar 3 persen dibanding Februari, yakni 2,88 juta ton menjadi 2,96 juta ton.
Ketua Umum Gapki Joko Supriyono mengatakan, ekspor crude palm oil (CPO) dan produk turunannya ke Jepang, Korea Selatan, dan Malaysia mengalami peningkatan pada Maret tahun ini. “Tetapi memang, negara tujuan utama ekspor seperti India lesu. Permintaan CPO juga berpengaruh,” kata Joko, di Jakarta, Rabu (15/5).
Ia membeberkan, penurunan ekspor sawit ke sejumlah negara utama tujuan ekspor dikarenakan adanya sentimen Renewable Energy Directive (RED) II yang menghantam pergerakan kinerja ekspor Indonesia yang sedang lesu. Selain itu, faktor lainnya juga menjadi penyebab kinerja ekspor, yakni perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina yang masih menegang.
Lebih lanjut Joko menyebutkan, sektor industri diprediksi masih akan mengalami hal berat tahun ini akibat efek perang dagang kedua negara tersebut. Hal itu bakal berdampak negatif terhadap perekonomian global.
Sementara, berdasarkan catatan Gapki, ekspor CPO beserta turunannya ke India mengalami penurunan signifikan sebesar 62 persen dalam skala perbandingan bulan atau month on month, yakni 516.530 ton di Februari menjadi 195.410 ton. Selain itu, permintaan minyak sawit India ke Malaysia juga mengalami penurunan.
“Penurunan permintaan CPO ini juga dialami oleh Afrika sebanyak 38 persen, Amerika Serikat sebesar 10 persen, dan Uni Eropa 2 persen,” ujar dia.
Joko menuturkan, penyerapan dalam negeri mengalami penurunan yang disebabkan oleh keterlambatan permintaan dari Pertamina ke titik penyaluran. Tercatat, penyerapan biodiesel sepanjang Maret sebesar 527 ribu ton mengalami penurunan 19 persen dibandingkan Februari yang tercatat mencapai 648 ribu ton.