Di Panama, Semut dan Pohon Bersahabat

Pertanianku — Persahabatan antarmanusia sudah sering kita temui dalam kehidupan sosial. Akan tetapi, bagaimana jika semut dan pohon bersahabat baik? Persahabatan seperti apa yang dijalani salah satu serangga dan tumbuhan ini?

semut dan pohon bersahabat
Google Image

Seperti kita ketahui, simbiosis mutualisme memang sering terjadi di alam. Kali ini, kisah saling membutuhkan itu datang dari semut azteca dan pohon tropis cecropia.

Pohon cecropia memberi rumah bagi semut, yaitu di dalam batang tanaman yang berongga. Selain menyediakan tempat, pohon ini juga menghasilkan makanan kaya karbohidrat putih untuk koloni semut azteca.

Sebagai gantinya, semut menawarkan perlindungan untuk pohon cecropia. Para semut azteca menangkis perampokan dari semut pemotong daun, mengusir belalang, serta ancaman yang jauh lebih besar seperti burung pelatuk dan monyet.

Semut azteca bahkan memangkas tanaman merambat yang tidak sesuai. Jika dedaunan rusak, isyarat kimiawi dari pohon memanggil semut untuk menyelidikinya.

Kondisi itu tertangkap oleh Peter Marting, kandidat doktoral di Universitas Negeri Arizona, saat berada di sebuah hutan di Panama. Ia mendapati kondisi daun di setiap pohon sangat bervariasi.

Marting pun penasaran dan ingin mengetahui apakah superorganisme atau koloni serangga memiliki kepribadian secara konsisten. Pasalnya, perbedaan kepribadian akan berdampak pada kondisi kesehatan pohon.

Seperti yang dilaporkan jurnal Behavioral Ecology, Selasa (5/12), untuk mengetahui jawabannya, Marting dan koleganya melakukan simulasi ancaman kepada pohon.

Mereka menggunakan 14 koloni semut yang berbeda, melubangi daun, mengenalkan semut pemotong daun, dan mematuk pohon melalui robot pelatuk buatan. Mereka lalu merekam setiap pergerakan semut-semut itu.

Reaksinya beragam, yaitu ketika robot mematuk satu pohon, 633 semut berjalan melintasi bagian pohon untuk mengusir burung pelatuk palsu. Sementara itu, pada pohon lain justru tak terlihat semut yang melintas.

Berdasarkan empat dari lima skenario simulasi ancaman yang dilakukan, koloni yang berperilaku agresif menyebabkan sedikit kerusakan pada daun pohon. Sebaliknya, koloni yang jinak justru membuat kerusakan daun pohon lebih banyak.

Namun demikian, Marting belum mengetahui dengan pasti dari mana asal kepribadian superorganisme tersebut. Ia hanya mengatakan, kemungkian penjelasannya disebabkan oleh genetika semut, kondisi lingkungan, dan ketersediaan sumber daya.

“Jika sebuah pohon memiliki pilihan dalam hal ini, pastilah pohon menginginkan salah satu koloni yang benar-benar agresif,” kata Marting, dikutip dari Live Science pada Rabu (6/12).