Pertanianku — Sebuah LSM sosialis Venezuela mengubah halaman belakang rumah perkotaan menjadi peternakan sapi. Hal itu dilakukan untuk mengatasi hiperinflasi dan kekurangan pangan di sana.

Para pemimpin komune Apacuana, simpatisan Presiden sosialis Nicolas Maduro, menempuh enam jam untuk membeli sejumlah sapi dengan total berat 11.450 kilogram untuk diternak di belakang rumah mereka seluas 2.000 meter persegi, yang disumbangkan oleh perusahaan telekomunikasi milik negara dua tahun lalu, seperti dilaporkan dari Reuters, Sabtu (17/11).
Pemerintah mulai mentransfer miliaran dolar ke 70.000 kelompok masyarakat serupa di bawah pemerintahan almarhum Presiden Hugo Chavez, yang mendukung komune sebagai alternatif dari model ekonomi kapitalis. Maduro telah menyebut komune semacam ini dengan nama “episentrum solidaritas”.
Pemimpin komunitas, yang juga menanam buah dan sayuran, mengatakan upaya itu sebagai salah satu cara untuk mendapatkan daging yang lebih murah. Mereka tidak menggembalakan ternak untuk waktu yang lama, dan telah menyembelih beberapa ternak di rumah mereka.
Ekonomi Venezuela bergantung pada minyak dan dalam tahun kelima resesi dan inflasi mendekati 1 juta persen. Alhasil rakyat Venezuela berjuang memperoleh barang pokok dengan harga fantastis. Hanya 40% keluarga Venezuela yang mampu membeli daging sapi dan hampir dua per tiga penduduk kehilangan berat badan tahun lalu, rata-rata kehilangan 11 kilogram, menurut sebuah studi oleh tiga universitas.
Para ekonom Barat dan oposisi Venezuela menyalahkan kebijakan-kebijakan Maduro dan salah kelola ekonomi atas krisis tersebut. Namun, pemerintah dan pendukungnya menyebut krisis Venezuela disebabkan oleh sanksi dan dikepung oleh pebisnis AS yang berusaha melemahkan sosialisme.
“Pengalaman ini menunjukkan kemantapan hati orang-orang untuk terdorong kembali menghadapi perang ekonomi,” kata pemimpin komune Sulimar Pedrozar.
LSM itu telah menyembelih tujuh ekor sapi dan menjual sejumlah kecil daging ke beberapa ratus orang dengan harga 560 bolivar per kilogram, atau sekitar US$2 (Rp 30 ribu) dengan nilai tukar pasar gelap.
Harga lebih mahal dari harga yang ditetapkan pemerintah, yakni 90 bolivar. Akan tetapi, dengan persediaan yang langka, banyak tukang daging di Caracas menjual daging sapi lebih dari 10 kali lipat jumlah itu, atau lebih dari setengah gaji bulanan dengan upah minimum resmi.