Pertanianku — Pohon yang dikenal dengan nama ancar dalam bahasa Jawa ini dahulu pernah sangat ditakuti kolonial. Punya efek yang sangat mematikan, pohon ipuh ternyata masih memiliki banyak manfaat tersembunyi. Mari menengok fakta pohon ipuh yang tidak banyak diketahui.
Nama ilmiah pohon ipuh, Antiaris toxicaria didapatkan dari sebutan pohon ini dalam bahasa Jawa, ancar, yang dalam ejaan lama ditulis antjar. Selain itu, toxicaria juga berasal dari bahasa Yunani, toxicon yang berarti racun panah.
Pemberian nama ini tidak salah karena pohon ipuh memang dikenal pemanfaatannya sebagai pemberi racun. Getah pohon ipuh yang sangat beracun dahulu digunakan untuk dioleskan pada mata panah yang akan digunakan untuk menghabisi lawan.
Morfologi pohon ini pun tampak menyeramkan. Bisa tumbuh besar dengan ketinggian mencapai 15—60 meter, pohon ipuh memiliki batang bebas cabang hingga 23 meter. Gemang batang bisa tumbuh hingga 1,8 meter. Kadang-kadang, pada batang tumbuh banir atau akar papan sempit setinggi 3 meter.
Bagian terluar pohon ipuh, kulit kayu atau pepagannya, bisa dikenali dari warna putih keabu-abuan. Teksturnya halus dan sedikit memecah. Sementara, pepagan bagian dalamnya berwarna pucat kekuningan. Dahulu, pepagan banyak dimanfaatkan untuk bahan baku tekstil.
Racun yang terkenal dari pohon ini terdapat dalam bentuk lateks yang berwarna kuning krem. Saat terkena udara, lateks ini akan berubah warna menjadi kecokelatan. Tak hanya itu, teksturnya pun akan menggumpal berbutir bila terpapar udara.
Ranting pohon ipuh cukup tebal, dengan rambut abu-abu keputihan, sedangkan daunnya berwarna kuning. Daun ini merupakan daun tunggal yang tumbuh berseling. Daun tebal seperti kertas dengan bentuk jorong lonjong. Baguan ujungnya meruncing hingga membundar.
Bunga jantan tumbuh dalam bongkol yang cekung. Sementara, bunga betina tidak berada di dalam bongkol. Bunga ini tumbuh di ketiak daun. Jika terjadi pembuahan, akan muncul buah yang mirip dengan bentuk buah pir. Warna buah ini merah ketika masih muda, dan ketika sudah masak menjadi hitam. Saat dibelah, akan tampak biji tunggal.
Buah dari pohon ipuh sebenarnya bisa dikonsumsi langsung. Begitu pula biji pohon ipuh yang bisa menjadi obat. Selain itu, bagian lain yang biasa dimanfaatkan adalah kayunya, yaitu untuk bahan konstruksi dan furnitur.
Persebaran pohon ipuh di Indonesia cukup rata, yakni dari Jawa hingga Kaliimantan. Pohon ipuh memang bisa tumbuh pada ketinggian 1.500 mdpl dan cukup sering dijumpai di sabana berumput. Selain di Indonesia, Anda juga bisa menjumpai pohon ipuh tumbuh di Afrika Barat, Madagaskar, Indocina, hingga Australia.