Pertanianku — Direktur Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian, Prihasto Setyanto mengajak petani buah di Indonesia untuk memanfaatkan momentum pandemi untuk mengisi permintaan buah yang selalu mengalami peningkatan. Proses pematangan buah secara alami akan menghasilkan buah yang enak dan sehat sehingga bisa digunakan untuk meningkatkan imunitas tubuh agar lebih kuat menghadapi berbagai serangan penyakit.

“Kita punya buah tropis yang luar biasa besarnya, mulai dari manggis, durian, alpukat, nanas, pisang, jeruk, bahkan apel dan stroberi. Volume produksi sementara menginjak 2021 ini menunjukkan 23 juta ton. Ini saatnya buah-buahan lokal merajai pasar dalam negeri,” papar Prihasto Setyanto seperti dikutip dari laman hortikultura.pertanian.go.id.
Anton mengimbau kepada petani untuk memanen buah yang sudah matang secara fisiologis agar kualitas buah yang dihasilkan jauh lebih baik. Dengan begitu, konsumen bisa lebih percaya dengan produk buah-buah lokal.
“Meskipun demikian, untuk jenis buah tertentu seperti pisang, kami imbau agar petani memetik buah saat memang sudah umur panen atau matang fisiologis. Jangan sampai menjual buah ‘karbitan’ atau buah muda yang dipaksa matang,” seru Prihasto.
Buah-buah lokal termasuk buah yang aman karena setelah dipetik dari kebun, buah langsung didistribusikan ke pasar. Dengan begitu, masyarakat bisa menikmati buah dalam kondisi yang segar.
“Rantai pasoknya juga tidak terlalu panjang sehingga tidak perlu perlakuan khusus penambahan zat-zat kimia tertentu apalagi sampai menggunakan zat kimia berbahaya,” ujar Prihasto.
Jajaran Ditjen Hortikultura akan terus membimbing petani dan pedagang buah untuk menghindari adanya praktik pematangan buah dengan menggunakan bahan kimia berbahaya seperti ammonia, sulfur dioksida, atau bahan kimia berbahaya lainnya. Bahan kimia tersebut sangat berbahaya karena bisa merusak fungsi hati dan ginjal.
Selain berbahaya, proses pematangan dengan menggunakan bahan kimia dapat merusak kualitas buah sehingga rasanya menjadi kurang lezat.
“Nilai gizinya juga akan berkurang karena dalam proses pematangan paksa. Proses terbentuknya gula alami menurun dan sintesis vitamin berkurang. Siapa yang rugi? Tentu semua pihak akan dirugikan,” jelas Prihasto.
Direktur Buah dan Florikultura, Liferdi Lukman juga mengonfirmasi bahwa di lapangan sering ditemukan adanya praktik curang seperti pematangan buah dengan bahan kimia. Dirinya mengimbau kepada konsumen untuk lebih berhati-hati.
Ciri-ciri buah yang dimatangkan dengan bahan kimia antara lain tampilan yang kurang menarik karena terlihat pucat, aromanya ringan dan tercium sedikit bau kimia, dan rasanya hambar. Buah tersebut tidak bisa disimpan dalam jangka waktu yang lama sehingga mudah busuk.