Pertanianku — Ada dua penyakit daun tembakau yang kerap kali dijumpai, yaitu penyakit rebah semai dan penyakit mosaik tembakau. Berikut ini ulasan mengenai penyakit tersebut agar Anda dapat mengetahui gejala dan penanganan yang tepat.
Penyakit rebah semai
Penyakit rebah semai kerap dijumpai pada persemaian pohon tembakau di lahan sawah. Penyebab penyakit daun tembakau ini adalah Pythium spp, Sclerotium sp., dan Rhizoctonia sp. Penyakit ini akan menyerang bagian pangkal bibit sehingga pangkal jadi berlekuk, seperti terjepit busuk, berwarna cokelat, dan pada akhirnya menyebabkan bibit roboh.
Penyakit yang menyerang bibit tua atau bibit yang baru dipindahkan ke lahan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi terhambat, daun menguning, tanaman layu, pangkal batang berlekuk, lama-lama menjadi busuk, berubah warna menjadi cokelat, dan pada akhirnya akan mati.
Penyakit ini dapat dikendalikan dengan sanitasi lingkungan yang baik, yaitu dengan mencabut dan membakar tanaman yang terinfeksi. Cara lain untuk mengendalikan penyakit ini adalah dengan mendisinfeksi tanah sebelum masa penaburan benih. Bahan disinfeksi berupa larutan terusi, kapur tohor, dan amonium sulfat yang ditabur di atas tanah pembibitan. Tanah tersebut, lalu disiram air atau fungisida berbahan aktif metalaksil.
Pengendalian juga dapat dilakukan dengan mencelupkan bibit sebelum ditanam ke larutan fungisida berbahan aktif metalaksil, mankozeb, benoil, atau propamokarb hidroklorida.
Penyakit mosaik tembakau
Penyakit ini disebabkan oleh virus TMV (tobacco mozaic virus). Virus tersebut akan menyerang daun-daun muda dan menimbulkan gejala vein clearing, yakni penjernihan warna tulang daun. Bentuk daun yang terserang menjadi melengkung. Daun yang bertambah umur akan muncul bercak-bercak kekuningan dan pada akhirnya menjadi bercak-bercak klorotik yang tidak teratur sehingga daun menjadi terlihat belang.
Pengendalian penyakit ini dilakukan dengan penggunaan varietas yang tahan terhadap serangan virus seperti Prancak 95 dan Cangkring 95.
Selain itu, lakukan sanitasi lingkungan yang baik dengan cara mencabut tanaman yang sakit, sisa-sisa tanaman, dan pembersihan gulma. Kumpulkan bagian tersebut, lalu bakar untuk membunuh virus tersebut. Pasalnya, patogen ini mudah menyebar sehingga tangan pekerja sehabis membersihkan harus didisinfeksi dengan sabun trintairum fosfat.