Efektivitas Pestisida Nabati untuk Kakao di Sulawesi Selatan

Pertanianku — Gangguan organisme pengganggu tanaman (OPT) yang tidak terkendali sering mengakibatkan kehilangan hasil produksi dan bila terjadi eksplosi atau ledakan populasi dapat menyebabkan gagal panen. Pengendalian OPT harus menggunakan perlindungan tanaman yang berazaskan efektivitas, efisiensi, serta keamanan terhadap manusia, sumber daya alam, dan lingkungan hidup. Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah pestisida nabati.

pestisida nabati
foto: Pertanianku

Pestisida nabati dapat menjadi pilihan yang baik untuk mengatasi serangan OPT kakao seperti hama penggerek buah kakao (PBK) dan penyakit vascular streak dieback (VSD). Cara ini merupakan langkah yang tepat untuk mengurangi dampak negatif penggunaan pestisida kimiawi. Apalagi, saat ini banyak konsumen yang menginginkan produk perkebunan yang aman bagi kesehatan.

Perlindungan tanaman dengan memanfaatkan pestisida nabati merupakan bagian dari konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang aman dan ramah lingkungan.

Konsep PHT terdapat di dalam Undang-Undang No. 22 tahun 2019, tentang Sistem Budidaya Pertanian Berkelanjutan. Artinya, penerapan pengendalian OPT yang ramah lingkungan dapat meningkatkan produktivitas tanaman, aman konsumsi, kelestarian lingkungan, dan meminimalkan biaya produksi.

Melansir dari laman ditjenbun.pertanian.go.id, pengendalian hama terpadu dengan pestisida nabati telah dilakukan di perkebunan di Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Luas pertanaman kakao di perkebunan Polewali Mandar mencapai 48.930 hektare angka produktivitas di daerah ini masih tergolong rendah karena serangan hama penggerek buah kakao dan VSD. Kedua OPT tersebut merupakan OPT endemik khusus di Kabupaten Polewali Mandar dan umumnya berada di Sulawesi Barat.

Pada kegiatan pengendalian tersebut, petani diberikan bantuan berupa insektisida nabati berbahan aktif Eugenol dan Azadirachtin, bantuan tersebut diberikan kepada 5 kelompok tani. Bantuan lain yang juga diserahkan adalah fungisida berbahan aktif Daillyl sulfidae, Allyl methyl disulfide, Diallyl disulfide, Allyl methyl trisulfide, dan Diallyl trisulfide kepada 4 kelompok tani.

Berdasarkan hasil analisis pengamatan terhadap penyakit VSD dan PBK pada 4 kelompok tani, rata-rata aplikasi tersebut dapat menurunkan tingkat serangan dari berat ke ringan.

Artinya, penggunaan fungisida nabati yang diberikan mampu mengendalikan PBK. Hasil tersebut ditunjukkan dari adanya pertumbuhan tanaman kakao yang berangsur sehat.