Pertanianku — Badan Karantina Pertanian melalui rapat koordinasi Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks) berkomitmen untuk mendukung akselerasi ekspor komoditas kelinci. Rakor tersebut diadakan bersama beberapa instasi terkait dan kelompok ternak kelinci asal Jawa Barat. Melansir dari peternakan.litbang.pertanian.go.id, Kepala Badan Karantina Pertanian, Ir. Bambang, M.M., menyampaikan dalam sambutannya bahwa ekspor kelinci telah menjadi bidang usaha yang berpotensial.

Pada 2021 ekspor kelinci mencapai sekitar 2.000 ekor. Hal ini menandakan ternak kelinci berpotensial untuk terus dikembangkan dan menyejahterakan peternak.
Hal yang harus menjadi perhatian dalam upaya pengembangan usaha ternak kelinci adalah produktivtas kelinci on farm dan off farm serta rantai tata niaga yang dikelola dengan manajemen yang benar.
Selain itu, perlu adanya harmonisasi kegiatan antar-stakeholder untuk menjadikan ternak kelinci sebagai usaha yang berpotensial. Perlu juga diadakan edukasi pemuda untuk budidaya kelinci dan antisipasi peluang pasar yang menerapkan persyaratan kesehatan hewan.
Badan Karantina Pertanian akan berupaya untuk memacu kinerja ekspor kelinci asal Indonesia. Pasalnya, kelinci bisa menjadi ternak masa depan yang berpotensi untuk diekspor dengan tujuan negara yang terus bertambah.
Kepala Dinas (Kadis) Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bandung Barat, Ir. Undang Husni, menyampaikan pihaknya siap bekerja sama untuk mendukung terlaksananya ekspor kelinci, baik melalui dukungan secara teknis, administratif, maupun pendampingan kepada peternak kelinci agar bisa sejahtera melalui peningkatan ekspor kelinci.
Berdasarkan data Barantan, IQFAST, tercatat sudah melakukan ekspor kelinci ke tiga negara, yakni Filipina, Pakistan, dan Malaysia. Pada tahun ini negara tujuan ekspor kemungkinan bertambah ke Belgia, Singapura, Korea Selatan, Jepang, dan Inggris. Hal ini ditandai dengan pengiriman sampel ternak ke negara-negara tersebut.
“Ekspor kelinci menjadi prospek bisnis bagi generasi muda, sebab kelinci untuk hewan kesayangan ternyata harganya cukup tinggi. Ini bisa menjadi peluang bisnis masa depan. Terlebih, semakin tinggi peradaban, semakin tinggi pula perhatian dan kasih sayang terhadap hewan,” tutur Kepala Barantan, Bambang, seperti dilansir dari karantina.pertanian.go.id.
Menurut Wisnu Wasisa Putra, Kepala Pusat KHH, rapat koordinasi Gratieks yang menghadirkan petani dan eksportir kelinci dapat memunculkan peternak kelinci dan eksportir kelinci baru, khususnya di Bandung.