Pertanianku — Kementerian Pertanian (Kementan) menyebut ekspor komoditas hortikultura tengah naik daun, meningkat 11,92 persen dengan nilai lebih dari Rp5 triliun di 2018 dengan 113 negara tujuan. Ekspor hortikultura ini antara lain sayuran, buah, dan bunga asal Indonesia.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) selama 2018 ekspor bidang hortikultura mengalami kenaikan. Rinciannya adalah ekspor sayuran naik 4,8 persen, ekspor bunga naik 7,03 persen, dan ekspor buah 26,27 persen.
“Setelah mampu meningkatkan produksi dan daya saing, ini saatnya kita menggalakkan ekpor dan investasi. Capaian tren ekspor yang baik di subsector hortikultura perlu kita tingkatkan di 2019, termasuk ekspor manggis yang tercatat bisa naik 500 persen,” tutur Mentan Amran ketika melepas ekspor komoditas hortikultura di Banjaran, Kabupaten Bandung beberapa waktu lalu.
Amran menyebut upaya mendorong ekspor beragam komoditas pertanian memang menjadi prioritas Kementan, terutama pemangkasan di bidang perizinan.
“Jika dulu butuh hingga 13 hari bahkan hingga 3 bulan, kini eksportir hanya butuh 3 jam untuk mendapatkan izin ekspor melalui sistem online, tanpa perlu tatap muka,” papar Amran. “Belum lagi kami cabut 291 peraturan yang menghambat reformasi birokrasi, dan penegakan hukum bagi mafia,” tambah Amran.
Amran menegaskan bahwa kualitas produk ekspor harus sesuai dengan persyaratan negara tujuan, terutama mengenai higienitas dan keamanan pangan. Selain itu, pengiriman juga harus langsung ke negara tujuan tanpa transit terlebih dahulu.
Kedepannya, Amran berharap produktivitas komoditas pertanian mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri. Selain itu, juga makin berkualitas dan berdaya saing tinggi di internasional sehingga komoditas pertanian Indonesia makin diminati luar negeri.
Untuk peningkatan produksi, Kementan telah melakukan berbagai upaya antara lain membagikan alat mesin pertanian, menggalakkan inovasi dengan pemberian insentif bagi peneliti, dan program bantuan produktif lainnya.
“Bahkan, selama 4 tahun sudah Rp16 triliun dilakukan refocusing anggaran untuk prioritaskan petani,” tutur Amran.
Peran eksportir bidang pertanian juga menjadi perhatian penting bagi Kementan. Ini karena mereka mendorong kesejahteraan petani yang tergabung dalam kelompok tani atau gabungan kelompok tani (gapoktan).