Pertanianku – Salah satu komoditas pangan utama yang kerap melonjak permintaannya adalah daging sapi. Bahkan, permintaannya makin banyak ketika menjelang hari raya, seperti Idul Fitri dan Natal. Mengingat, pasokan daging sapi dalam negeri belum cukup, pemerintah selalu melakukan impor. Yang menjadi kendala salah satunya penyakit yang sering menyerang ternak sapi. Bila itu tidak dicegah, tentu hasil produksi daging sapi akan mengalami penurunan yang signifikan.
Salah satu penyakit berbahaya yang sering ditemui oleh peternak sapi adalah virus anthrax. Anthrax adalah jenis penyakit yang sangat berbahaya dan dapat menular pada manusia. Virus ini biasanya disebabkan oleh bakteri yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan dan minuman yang mengandung bakteri basillus anthracis. Selain melalui makanan yang tidak bersih dan higienis, bakteri anthrax bisa masuk ke dalam tubuh sapi lewat tanah yang tercemar oleh bakteri.
Tanda-tanda yang terlihat jika ternak sapi terkena virus ini, seperti sapi demam, lemah, dan mudah jatuh atau ambruk. Setelah itu, terjadi peradangan pada bagian limpa yang menyebabkan sapi menjadi diare. Sapi mengalami pendarahan di beberapa bagian tubuh. Jika terjangkit virus ini, biasanya napas sapi terengah-engah. Yang terakhir, terjadi pembengkakan pada bagian bawah perut. Bila tidak ditangani dengan cepat sapi akan mati.
Cara mencegah sapi yang terinfeksi adalah dengan memisahkannya di kandang khusus sambil diobati. Selain itu, sapi yang sehat akan diberi antibiotika Penicilline dan Tetracyclin. Bila sapi mati akibat anthrax, yang dilakukan adalah membakarnya, kemudian dikubur, dan ditaburi serbuk kapur agar penyakit tersebut tidak menular ke sapi lain.
Tidak hanya itu, Anda juga bisa memberikan vaksinasi berupa spora avirulen secara berkala tiap tahun pada sapi yang belum terkena penyakit. Jangan lupa, selalu lakukan pengecekan dan pembersihan kandang secara rutin.