Fakta tentang Edelweis, Bunga yang Tak Boleh Dipetik

Pertanianku — Bunga edelweis selalu memiliki daya tarik tersendiri bagi para pendaki gunung. Di Indonesia, edelweis dikenal juga dengan nama Javanese edelweis atau edelweis jawa atau bunga senduro. Fakta tentang edelweis ternyata cukup unik. Penasaran, fakta apa saja yang ada di balik bunga yang tak boleh dipetik itu?

Fakta tentang edelweis
Foto: Shutterstock

Bunga edelweis di Indonesia berbeda dengan bunga edelweis di dataran Eropa. Bunga ini merupakan tumbuhan edemik yang tumbuh di daerah pegunungan. Beberapa gunung yang terkenal dengan bunga edelweisnya antara lain Gunung Gede, Gunung Rinjani, dan Gunung Merbabu.

Terkenal karena keindahannya dan tak mudah layu, edelweis menyandang julukan sebagai bunga abadi. Namun sayang, julukan ini berbanding terbalik dengan kondisi yang ada, banyak orang yang memetik edelweis dan membawanya sebagai ‘oleh-oleh’, hal ini justru membuat edelweis terancam punah. Berikut beberapa fakta tentang edelweis yang perlu Anda ketahui.

  1. Edelweis hanya bisa tumbuh di daerah pegunungan

Bunga edelweis biasanya tumbuh di tempat dengan ketinggian sekitar 2.000 m dpl ke atas, juga tergantung dengan suhu udara dan kelembapan pada ketinggian tersebut. Oleh karena itu, membawaya turun tentu hanya akan membuat bunga ini layu dan mati.

  1. Edelweis bunga abadi

Di dalam bunga edelweis terkandung hormon yang bisa mencegah kerontokan kelopak bunga, yaitu hormon etilen. Dengan begitu, edelweis pun dapat mekar sampai 10 tahun lamanya.

  1. Edelweis terancam punah

Pada 1988, terdapat 636 batang yang tercatat telah diambil dari Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, yang merupakan salah satu tempat perlindungan terakhir bunga edelweis. Sementara itu, di daerah Bromo, edelweis dikabarkan terancam punah.

  1. Kini bisa dibudidayakan

Saat ini, bunga edelweis bisa dibudidayakan terutama di daerah dataran tinggi. Contohnya, berada di dataran tinggi Dieng. Anda bisa menemukan dan membeli bunga edelweis yang dibudidayakan oleh para petani di sana. Biasanya, edelweis dibudidayakan dengan cara menanam anakan yang tumbuh dari biji dan tersebar di sekitar pohon induknya serta ditanam di media tanah liat berkapur atau berpasir dengan pH antara 4—7.

  1. Edelweis dilindungi undang-undang

Sudah banyak yang paham bahwa mencabut dan membawa edelweis turun dari gunung adalah tindakan yang tidak diperbolehkan. Setiap tempat pendakian telah memasang aturan untuk mengimbau agar para pendaki tidak memetik edelweis, namun masih banyak yang tak menghiraukan.

Selain melanggar kode etik pendakian gunung, mencabut edelweis pun bisa terancam hukuman sesuai Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Hayati Ekosistem pasal 33 ayat 1.

  1. Dijadikan simbol dan logo

Bunga edelweis yang tersebar di beberapa dataran tinggi Eropa kerap dijadikan simbol dan lambang, seperti simbol di koin dan logo sebuah lembaga. Sementara di Indonesia, bunga edelweis jawa pernah dijadikan gambar prangko oleh Pos Indonesia pada 2003.

  1. Tempat terbaik melihat edelweis

Tegal Alun Gunung Papandayan disinyalir sebagai tempat terbaik untuk melihat bunga edelweis. Total luas Tegal Alun berkisar 32 hektare dan hampir pada seluruh area tersebut didapati bunga edelweis tumbuh mekar secara alami. Alun-alun Suryakencana dan Lembah Mandalawangi di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango pun memiliki hamparan bunga edelweis yang luas.