Pertanianku — Secara teori, pembuatan kompos memang cukup mudah. Anda hanya perlu menimbun bahan organik di dalam wadah atau komposter, lalu diamkan selama beberapa saat hingga seluruh bahan organik terfermentasi menjadi kompos. Namun, tidak semua orang berhasil membuat kompos, padahal seluruh petunjuk dan saran sudah dilakukan. Berikut ini beberapa kemungkinan terburuk yang bisa terjadi di tengah proses pembuatan kompos.

Bahan tidak terdekomposisi
Ketika bahan organik sudah didiamkan dalam kurun waktu yang lama tapi bahan tersebut tidak kunjung berubah, bisa jadi ada kesalahan yang sudah terjadi tapi Anda tidak menyadarinya. Penyebab yang kemungkinan besar bisa terjadi adalah kandungan nitrogen, oksigen, serta kelembapan masih kurang sesuai.
Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan memastikan kandungan nitrogen di dalam komposter sudah cukup. Kandungan nitrogen didapatkan dari sisa makanan atau sampah rumput.
Sementara itu, bahan-bahan organik di dalam komposter harus rajin diaduk agar sirkulasi oksigen di dalam komposter berjalan dengan lancar. Anda bisa menambahkan air secukupnya untuk menjaga kelembapan bahan organik.
Banyak lalat dan larva
Kehadiran lalat dan larva menjadi pertanda bahan organik yang digunakan kurang tepat. Anda tidak bisa mengomposkan sisa makanan seperti daging, ikan, lemak, dan bahan berminyak karena bahan-bahan tersebut malah mengundang lalat.
Jika kondisi tadi sudah terjadi, Anda perlu menambahkan bahan kering atau abu. Letakkan komposter di area yang terkena sinar matahari untuk mematikan larva yang berkembang di sekitar komposter. Ganti tutup komposter agar aerasi berjalan dengan lancar.
Mengeluarkan aroma amoniak
Bahan organik yang mengeluarkan amoniak selama proses pengomposan bisa saja karena komponen karbon berkurang. Anda bisa mengatasi permasalahan tersebut dengan menambahkan daun, jerami, atau kertas.
Didatangi tikus, anjing, dan kucing
Kehadiran tikus, anjing, dan kucing juga menjadi pertanda Anda memasukkan bahan organik yang salah seperti daging dan tulang. Binatang-binatang tersebut dapat mencium aroma daging atau tulang tersebut sehingga mereka mendekat ke komposter. Atau, bisa jadi Anda meletakkan sisa daging dan tulang di dekat komposter.
Jangan pernah memasukkan daging dan tulang agar komposter tidak diacak-acak oleh tikus, kucing, dan anjing. Letakkan komposter di area yang aman dari jangkauan hewan-hewan tersebut.