Pertanianku — Menikmati minuman teh atau kopi bagi banyak orang adalah sebuah kebiasaan yang tanpa perlu pertimbangan banyak. Akan tetapi, sebenarnya faktor genetik menjadi pertimbangan untuk menentukan pilihan minuman teh atau kopi.
![minuman teh atau kopi](https://www.pertanianku.com/wp-content/uploads/2018/11/Faktor-Genetik-Menentukan-Pilihan-Minuman-Teh-atau-Kopi.jpg)
Sebuah penelitian yang dipublikasikan Scientific Report di jurnal Nature pada Kamis (15/11) menyebutkan bahwa faktor genetik berperan dalam menentukan kebiasaan minum seseorang serta kecenderungan mengenai kesukaan rasa pahit. Seperti diketahui teh dan kopi mengandung rasa pahit.
Jurnal Nature menyebutkan Daniel Hwang dari University of Queensland, Australia, bersama rekan-rekannya meneliti hubungan antara gen penerima rasa dan kebiasaan mengonsumsi teh atau kopi. Penelitian ini menggunakan 430 ribu orang yang terdiri atas pria dan wanita dengan rentang usia 37—73 tahun.
Dari penelitian ini didapat, orang-orang yang berkepekaan tinggi terhadap rasa pahit memiliki kecenderungan sebagai peminum teh. Sementara, orang-orang yang kurang peka dengan rasa pahit adalah peminum kopi.
“Secara keseluruhan, temuan kami menunjukkan bahwa perbedaan dalam persepsi rasa pahit terkait dengan perilaku konsumsi minuman pahit yang spesifik,” tulis para peneliti dalam jurnal tersebut.
Para peserta penelitian dengan kepekaan tinggi terhadap rasa pahit, 20 persen lebih, memungkinkan menjadi peminum berat kopi. Dan, setidaknya mereka meminum lebih dari empat cangkir kopi per hari. Akan tetapi, faktanya berkata lain. Kelompok ini malah cenderung terbiasa menikmati secangkir teh.
“Ini mungkin karena orang yang lebih baik mendeteksi pahitnya kafein lebih rentan kecanduan efek stimulannya. Dan, kopi memang mengandung lebih banyak kafein daripada teh,” ujar Hwang, mengutip New Scientist.
Selain itu, tim menemukan bahwa kepekaan yang tinggi terhadap rasa pahit terkait dengan kebiasaan mengonsumsi alkohol. Seseorang yang memiliki kepekaan tinggi dengan rasa pahit, kecil kemungkinan menjadi peminum berat alkohol.
Walaupun demikian, para peneliti tetap merasa perlu ada penyelidikan lebih lanjut terkait hal tersebut.
Sebelumnya, sebuah penelitian di Australia pada 2005 juga menemukan hal yang hampir serupa. Mengutip ABC News, penelitian itu menyebutkan bahwa 42 persen kecenderungan memilih teh atau kopi terkait dengan faktor genetik.